Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sempat menyentuh level tertinggi dalam sebulan terakhir. Namun, penguatan harga CPO tidak berlangsung lama seiring timbul kekhawatiran pada perlambatan ekonomi China akibat virus corona.
Mengutip Bloomberg, harga CPO di Malaysia Derivative Exchange pada Selasa (11/2) turun 2,14% menjadi RM 2.695 per metrik ton. Padahal, harga CPO sempat menyentuh level tertinggi di RM 3.110 per metrik ton pada 10 Januari lalu.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, sebelum virus corona merebak, harga CPO sempat melambung karena pasokan CPO menipis. Produksi CPO Malaysia diprediksikan hanya 19,3 juta ton-19,5 juta ton di tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 20 juta ton.
Baca Juga: Korban virus corona melewati 1.000 orang, harga CPO terus menurun
Di tengah produksi yang menipis, ternyata permintaan CPO meningkat. Kesepakatan dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China membuka peluang China akan makin besar mengimpor CPO.
India juga menjadi negara importir CPO yang kuat, apalagi setelah India memangkas pajak impor minyak sawit sebesar 2,5% yang mulanya 40% menjadi 37,5%. Sementara, tarif pajak impor produk olahan CPO juga turun dari 50% menjadi 45%.
Baca Juga: Sudahkah virus corona berdampak pada industri batubara? Ini kata APBI
Koreksi harga
Wahyu mengatakan faktor yang membuat harga CPO menurun adalah dampak negatif dari virus corona. "Selama ini China menjadi salah satu faktor pendukung kenaikan harga CPO, jika virus corona melemahkan ekonomi China, maka China berbalik jadi sentimen negatif bagi harga CPO," kata Wahyu, Selasa (11/2).