kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.255   -55,00   -0,34%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Korban virus corona melewati 1.000 orang, harga CPO terus menurun


Selasa, 11 Februari 2020 / 18:09 WIB
Korban virus corona melewati 1.000 orang, harga CPO terus menurun
ILUSTRASI. Harga CPO per Selasa (11/2) berada di RM 2.739 per ton.


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) dalam beberapa hari ini terus turun di tengah bertambahnya jumlah korban jiwa akibat virus corona. Berdasar Bloomberg, harga CPO per Selasa (11/2) berada di RM 2.739 per ton dari sebelumnya di RM 2.754 per ton. Harga CPO terus menurun setelah sempat menginjak angka RM 3.110 per ton pada Jumat (10/1) lalu.

Direktur Utama PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penurunan harga CPO dipengaruhi oleh wabah virus corona yang tak kunjung usai. Per Selasa (11/2), wabah virus corona telah menelan lebih dari 1.000 orang korban jiwa di China. Jumlah tersebut telah melewati jumlah korban 774 orang yang terkena epidemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003 lalu.

Mewabahnya virus corona turut berdampak terhadap melambatnya perekonomian China sehingga menutup sejumlah aktivitas produksi hingga pekan depan. Sejumlah perusahaan seperti pabrikan mobil dan perusahaan elektronik telah menyatakan akan kembali ke produksi di pekan depan.

Baca Juga: Prospek Astra Agro Lestari (AALI) Tetap Menjanjikan

Penghentian aktivitas produksi akibat virus corona membuat permintaan berbagai komoditas dari China turun. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, China merupakan negara importir terbesar produk minyak sawit Indonesia di tahun 2019.

Adapun peningkatan harga CPO di awal tahun ini dipengaruhi oleh sentimen positif dari dalam negeri. Peningkatan itu terjadi berkat pemangkasan tarif bea masuk CPO oleh India dari 40% menjadi 37,5%. Sementara, tarif pajak impor produk olahan CPO juga turun menjadi 45% dari 50%.

Dengan pemangkasan tarif oleh India, Ibrahim memperkirakan fokus ekspor CPO Indonesia akan beralih dari China ke India.

Penerapan program B20 dan rencana program B30 yang diterapkan di Indonesia juga akan turut mengangkat harga CPO. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat penggunaan B20 dan B30 selama 2019 sebesar 2.158 kiloliter.

Baca Juga: Stok, produksi, dan ekspor CPO Malaysia turun, ini penyebabnya

Ibrahim mengatakan masih berlanjutnya perang harga CPO di Eropa dapat menjadi peluang untuk pelaku pasar Indonesia. Ditambah, kebutuhan Eropa terhadap biodiesel yang cukup tinggi, ini akan menjadi alternatif pelaku pasar untuk beralih ke biodiesel sehingga akan mengangkat sentimen positif terhadap harga CPO ke depan.

Ibrahim menilai, pemerintah tetap harus berhati-hati meski telah mencanangkan program B20 dan B30, mengingat belum redanya wabah virus corona sehingga akan mempengaruhi harga CPO. “Ini harus diperhitungkan oleh pemerintah, terutama pelaku pasar dalam negeri,” kata Ibrahim.

Ibrahim menghitung harga CPO di kuartal I akan bergerak di RM 2.600 per ton hingga RM 2.800 per ton. Sementara di akhir tahun, harga CPO diprediksi akan bergerak di rentang RM 2.500–RM 3100 per ton. “Memasuki akhir tahun sepertinya akan kembali menguat karena pengaruh B20 dan B30 yang luar biasa,” tutup Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×