kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.065   -0,35   0,00%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,94   -0,23%
  • ISSI 215   0,58   0,27%
  • IDX30 423   -1,01   -0,24%
  • IDXHIDIV20 513   -0,22   -0,04%
  • IDX80 120   0,02   0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,01   0,00%

Harga CPO Rebound pada Selasa (26/11) Pagi, Didorong Kekhawatiran Pasokan


Selasa, 26 November 2024 / 10:52 WIB
Harga CPO Rebound pada Selasa (26/11) Pagi, Didorong Kekhawatiran Pasokan
ILUSTRASI. Harga CPO mulai rebound didorong oleh kekhawatiran terhadap pasokan dari Malaysia serta peningkatan konsumsi domestik. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/nym.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) rebound pada perdagangan Selasa (26/11) pagi. Mengutip Bloomberg, pukul 10.45 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Februari 2025 di Malaysia Derivatives Exchange ada di MYR 4.746 per metrik ton, naik 1% dari sehari sebelumnya yang ada di MYR 4.699 per metrik ton.

Analis Mata Uang dan Komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, harga CPO mulai rebound didorong oleh kekhawatiran terhadap pasokan dari Malaysia serta peningkatan konsumsi domestik. 

Ke depan dinamika pasokan dan permintaan yang akan terus mempengaruhinya harga CPO. Namun menurut Lukman pelemahan nilai tukar ringgit, kebijakan tarif pemerintahan Trump, hingga stimulus China akan berperan penting dalam pergerakan harga CPO. 

Baca Juga: Simak Ini Serangkaian Katalis Positif dan Rekomendasi Saham Emiten CPO Tahun 2025

"Dolar AS diperkirakan masih akan kuat tahun depan, dengan demikian ringgit masih akan tertekan dan mendukung harga CPO yang dihitung dalam MYR," katanya kepada KONTAN, Selasa (26/11). 

Sementara China diperkirakan akan terus menambahkan stimulus untuk menghadapi pemerintahan Trump di periode kedua. Tetapi Lukman memandang kedua perkembangan tersebut masih penuh ketidakpastian dan cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap harga komoditas. 

Oleh sebab itu meskipun pelemahan ringgit dapat memberikan dukungan terhadap harga CPO, potensi eskalasi perang dagang justru berisiko menahan atau bahkan menekan harga. Dengan kondisi tersebut, Lukman memproyeksi harga CPO masih lemah berada di US$ 4.000 pada awal tahun depan.

Selanjutnya: Hypefast Bagikan Penghargaan Local Heroes Brand 2024, Rayakan Kontribusi Merek Lokal

Menarik Dibaca: Inspirasi Makeup Korea di Akhir Tahun Ala Barenbliss

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×