kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.333   49,00   0,30%
  • IDX 7.023   -50,95   -0,72%
  • KOMPAS100 1.029   -7,64   -0,74%
  • LQ45 799   -11,02   -1,36%
  • ISSI 212   0,47   0,22%
  • IDX30 414   -7,16   -1,70%
  • IDXHIDIV20 499   -6,15   -1,22%
  • IDX80 116   -1,06   -0,91%
  • IDXV30 120   -0,70   -0,58%
  • IDXQ30 137   -1,76   -1,27%

Harga CPO Rebound pada Selasa (26/11) Pagi, Didorong Kekhawatiran Pasokan


Selasa, 26 November 2024 / 10:52 WIB
Harga CPO Rebound pada Selasa (26/11) Pagi, Didorong Kekhawatiran Pasokan
ILUSTRASI. Harga CPO mulai rebound didorong oleh kekhawatiran terhadap pasokan dari Malaysia serta peningkatan konsumsi domestik. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/nym.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) rebound pada perdagangan Selasa (26/11) pagi. Mengutip Bloomberg, pukul 10.45 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Februari 2025 di Malaysia Derivatives Exchange ada di MYR 4.746 per metrik ton, naik 1% dari sehari sebelumnya yang ada di MYR 4.699 per metrik ton.

Analis Mata Uang dan Komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, harga CPO mulai rebound didorong oleh kekhawatiran terhadap pasokan dari Malaysia serta peningkatan konsumsi domestik. 

Ke depan dinamika pasokan dan permintaan yang akan terus mempengaruhinya harga CPO. Namun menurut Lukman pelemahan nilai tukar ringgit, kebijakan tarif pemerintahan Trump, hingga stimulus China akan berperan penting dalam pergerakan harga CPO. 

Baca Juga: Simak Ini Serangkaian Katalis Positif dan Rekomendasi Saham Emiten CPO Tahun 2025

"Dolar AS diperkirakan masih akan kuat tahun depan, dengan demikian ringgit masih akan tertekan dan mendukung harga CPO yang dihitung dalam MYR," katanya kepada KONTAN, Selasa (26/11). 

Sementara China diperkirakan akan terus menambahkan stimulus untuk menghadapi pemerintahan Trump di periode kedua. Tetapi Lukman memandang kedua perkembangan tersebut masih penuh ketidakpastian dan cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap harga komoditas. 

Oleh sebab itu meskipun pelemahan ringgit dapat memberikan dukungan terhadap harga CPO, potensi eskalasi perang dagang justru berisiko menahan atau bahkan menekan harga. Dengan kondisi tersebut, Lukman memproyeksi harga CPO masih lemah berada di US$ 4.000 pada awal tahun depan.

Selanjutnya: Hypefast Bagikan Penghargaan Local Heroes Brand 2024, Rayakan Kontribusi Merek Lokal

Menarik Dibaca: Inspirasi Makeup Korea di Akhir Tahun Ala Barenbliss

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×