Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rebound harga crude palm oil (CPO) di pertengahan 2020, diyakini masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Namun, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai konsolidasi pada pergerakan komoditi tersebut.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, di awal tahun harga CPO sempat anjlok lantaran pergerakan harga yang terbebani sentimen pasokan dan permintaan. Kondisinya semakin diperparah, saat isu pandemi Covid-19 berkembang.
Baca Juga: Harga minyak mentah bertahan menguat, optimisme Saudi Aramco jadi penopang
"Untungnya, di pertengahan tahun harga CPO mulai rebound hingga sekarang, dari level bottom-nya di Mei 2020 di kisaran RM 2.500 per ton," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (10/8).
Selain itu, kenaikan harga CPO dalam beberapa bulan terakhir juga didukung oleh sentimen recovery ekonomi global. Khususnya, ketika beberapa negara di dunia mulai melonggarkan kebijakan lockdown dan berpotensi mendorong roda perekonomian bergerak kembali.
Wahyu menambahkan, sentimen positif lainnya yang turut mendorong rebound harga minyak sawit mentah tersebut, yakni harapan diketemukannya vaksin Covid-19. Ada juga kebijakan stimulus yang diterapkan berbagai bank sentral di dunia untuk memompa kembali ekonomi negara tersebut.
"Dukungan sentimen positif global terkait stimulus, luar biasa. Itu juga mendorong bangkitnya tren komoditi terutama minyak dan tembaga," tambahnya.
Sebagai gambaran, di awal tahun harga CPO masih berada di kisaran RM 3.300 per ton, namun sempat ambles hingga ke kisaran RM 2.500 per ton pada Mei 2020.
Untungnya, seiring perkembangan ekonomi, pergerakan harga CPO sudah berada di atas RM 2.700 per ton, bahkan untuk kontrak September 2020 berada di kisaran RM 2.800 per ton.
Menurut Wahyu, terdongkraknya harga minyak global ke kisaran US$ 43 per barel jadi sentimen kuat bagi kenaikan harga CPO beberapa bulan terakhir, sekaligus meningkatnya harapan untuk aktivitas ekspor.
Baca Juga: Harga emas dan CPO melambung, UNTR dan AALI masuk top picks Mirae Asset Sekuritas
Selain itu, dengan intensitas hujan yang cuku lebat, Wahyu menilai pasokan CPO menjadi terbatas dan mendorong kenaikan harga di Juli 2020 ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Ini karena, produsen utama CPO seperti Indonesia dan Malaysia berpotensi mengalami gangguan panen.
"Rentang harga RM 2.800 per ton hingga RM 3.000 per ton masih bisa diuji di sisa tahun ini. Dengan rentang konsolidasi di kisaran RM 2.500 per ton hingga RM 2.600 per ton, dan bisa terjadi dalam rentang bulanan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News