kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Harga CPO mulai merangkak naik namun fundamentalnya masih rapuh


Rabu, 10 Juni 2020 / 19:23 WIB
Harga CPO mulai merangkak naik namun fundamentalnya masih rapuh
ILUSTRASI. Tarif Ekspor CPO Naik: Pekerja memanen kelapa sawit di Bogor, Senin (1/6). Per tanggal 1 Juni 2020 pemerintah menaikkan tarif ekspor kelapa sawit, CPO dan turunannya. Tarif Ekspor biji sawit dan CPO naik masing2 US$5 menjadi US$25 per ton dan US$55 per to


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) sempat tertekan dan menembus level di bawah RM 2.000 per metrik ton pada Mei silam. Perlahan, dengan membaiknya fundamental CPO, kini harga CPO kontrak pengiriman Agustus di Bursa Derivatives Malaysia sudah berada di level RM 2.388 per metrik ton.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menyebut membaiknya fundamental CPO tidak terlepas dari meningkatnya ekspor CPO Malaysia seiring penghapusan biaya ekspor hingga akhir tahun nanti. Ditambah lagi, permintaan juga mulai pulih dengan dibukanya kebijakan lockdown di berbagai negara.

Baca Juga: Harga jual rata-rata CPO turun, Astra Agro Lestari (AALI) siapkan sejumlah strategi

Kendati diselimuti katalis positif, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut CPO juga rentan mengalami koreksi. Ibrahim menyebut muncul ketidakpastian baru setelah dikabarkan India akan mempertimbangkan untuk menaikkan pajak impor minyak nabati ke depannya.

“India yang sedang fokus meningkatkan produksi minyak biji-bijan dalam negeri ada kemungkinan akan menaikkan pajak impor minyak nabati. Jika ini benar terjadi, tentu ekspor CPO dari Malaysia dan Indonesia akan terganggu dan membuat harga CPO bisa kembali turun,” jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (10/6).

Selain itu, kebijakan pelonggaran lockdown di satu sisi meningkatkan permintaan, namun di sisi lain membuka peluang penyebaran kembali virus corona gelombang kedua.

Baca Juga: Swiss hadang produk CPO & turunannya dari Indonesia, ini neraca dagang kedua negara

Oleh karena itu, Ibrahim menyebut fundamental minyak CPO sebenarnya cukup rapuh untuk kembali diselimuti katalis negatif. Dus, membuat harga CPO ke depan masih akan fluktuatif.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×