Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) sempat tertekan dan menembus level di bawah RM 2.000 per metrik ton pada Mei silam. Perlahan, dengan membaiknya fundamental CPO, kini harga CPO kontrak pengiriman Agustus di Bursa Derivatives Malaysia sudah berada di level RM 2.388 per metrik ton.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menyebut membaiknya fundamental CPO tidak terlepas dari meningkatnya ekspor CPO Malaysia seiring penghapusan biaya ekspor hingga akhir tahun nanti. Ditambah lagi, permintaan juga mulai pulih dengan dibukanya kebijakan lockdown di berbagai negara.
Baca Juga: Harga jual rata-rata CPO turun, Astra Agro Lestari (AALI) siapkan sejumlah strategi
Kendati diselimuti katalis positif, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut CPO juga rentan mengalami koreksi. Ibrahim menyebut muncul ketidakpastian baru setelah dikabarkan India akan mempertimbangkan untuk menaikkan pajak impor minyak nabati ke depannya.
“India yang sedang fokus meningkatkan produksi minyak biji-bijan dalam negeri ada kemungkinan akan menaikkan pajak impor minyak nabati. Jika ini benar terjadi, tentu ekspor CPO dari Malaysia dan Indonesia akan terganggu dan membuat harga CPO bisa kembali turun,” jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (10/6).
Selain itu, kebijakan pelonggaran lockdown di satu sisi meningkatkan permintaan, namun di sisi lain membuka peluang penyebaran kembali virus corona gelombang kedua.
Baca Juga: Swiss hadang produk CPO & turunannya dari Indonesia, ini neraca dagang kedua negara
Oleh karena itu, Ibrahim menyebut fundamental minyak CPO sebenarnya cukup rapuh untuk kembali diselimuti katalis negatif. Dus, membuat harga CPO ke depan masih akan fluktuatif.