kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga CPO mengikuti pergerakan dollar AS


Sabtu, 15 Januari 2011 / 09:22 WIB
Harga CPO mengikuti pergerakan dollar AS


Reporter: Asep Munazat Zatnika , Sanny Cicilia | Editor: Edy Can

JAKARTA. Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) tak sanggup menutup pekan ini dengan penguatan. Kontrak CPO di Malaysia Derivative Index untuk pengiriman Maret 2011, Jumat (14/1) pukul 16.49 WIB, memanjat ke posisi RM 3,702 per metrik ton, atau menguat 0,21% dibanding sehari sebelumnya RM 3.694 per metrik ton. Namun pada pukul 19.15 WIB, harga CPO kembali turun ke posisi RM 3.680 per metrik ton. Harga itu setara dengan US$ 1.203,32 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, penyebab penurunan harga CPO itu adalah aksi profit taking atau ambil untung di pasar spot. Ini menyebabkan permintaan di pasar fisik turun. Ujung-ujungnya, harga di pasar berjangka ikut merosot.

Harga CPO sempat merosot karena rilis US Departement of Agriculture yang menyatakan produksi CPO global sepanjang tahun ini mencapai 47,9 juta metrik ton, meningkat 6,9% daripada tahun sebelumnya.

Dewan Sawit Indonesia memproyeksikan produksi CPO negeri ini mencapai 24 juta ton di 2011. Ini meningkat dari 22,8 juta metrik ton di tahun 2010. Estimasi penambahan pasokan ini pun ikut menggerus harga CPO.

Cuaca buruk

Ibrahim, Analis Asia Kapitalindo Futures, memperkirakan, harga CPO di pekan depan akan mengikuti tren dollar Amerika Serikat (AS). Jika the greenback menguat, maka harga minyak mentah dan CPO akan tertekan.

Namun, Ibrahim menilai, pelemahan harga CPO ini hanya sementara. Menurut dia, harga CPO masih dalam tren penguatan. "Harga hanya melemah karena trader ingin ambil posisi buy," kata dia.

Faktor cuaca yang buruk masih menahan harga CPO tinggi. Badai La Nina mengancam kegiatan produksi sekaligus pengiriman. "Cuaca buruk membuat Indonesia dan Malaysia, dua produsen terbesar CPO, mengalami kendala produksi dan pengiriman," kata Herry Setiawan, Analis Indosukses Futures.

"Persediaan CPO di Indonesia dan Malaysia berada di level terendah," timal Lanang Trihardian, Kepala Riset di Syailendra Capital.

Faktor cuaca ini pula yang membuat Ibrahim percaya target produksi CPO secara global di tahun ini, termasuk Indonesia, tidak akan tercapai. "Musim hujan diperkirakan terjadi sampai kuartal satu ini," kata Ibrahim.

Di tengah penurunan produksi, permintaan akan minyak CPO tidak turun. Mengutip Bloomberg, Malaysian Industrial Development Finance (MIDF) Research menunjukkan, kenaikan harga tidak akan mengurangi permintaan. Konsumsi CPO di China diperkirakan akan meningkat 8% di tahun 2011. Permintaan yang tinggi juga datang dari India, Thailand, dan Jepang.

MIDF Research juga menunjukkan, total ekspor CPO untuk Februari akan meningkat antara 2% hingga 5%.

Herry memprediksi, harga CPO akan kembali menguat Senin ini (17/1). "Kemungkinan harga CPO berada di kisaran US$ 1.200-US$ 1.300 per ton," ujar Herry.
Sedangkan Ibrahim memperkirakan, harga CPO akan melandai dahulu bersama dengan tren penguatan dollar AS, sebelum bangkit ke kisaran RM 3.700 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×