kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO mengalami penurunan, begini rekomendasi analis


Senin, 25 Februari 2019 / 19:15 WIB
Harga CPO mengalami penurunan, begini rekomendasi analis


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai dari ancaman pelambatan ekonomi global, negosiasi perang dagang, hingga kebijakan Eropa untuk membatasi penggunaan minyak sawit jadi sentimen pelemahan harga crude palm oil (CPO). Analis pun menilai pelemahan harga minyak sawit masih dalam tahap yang wajar.

Mengutip Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Mei 2019 di Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 2,227 per metrik ton. Angka ini turun 1,32% dari harga sebelumnya yaitu RM 2,257 per metrik ton. Bahkan dalam sepekan, harga CPO melorot 2,5%.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures mengatakan, secara umum memang harga CPO akan bergerak melemah. Hal ini karena berbagai sentimen yang terjadi di berbagai negara.

Faktor pertama yang menjadi pelemahan harga minyak sawit yakni isu pelambatan ekonomi global yang menyeret perekonomian China yang juga melambat.

"Pelambatan ekonomi dunia dan ekonomi China terkait perang dagang yang masih belum disepakati," ujar Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (25/2).

Faktor lainnya yaitu produksi minyak sawit yang melimpah. Wahyu bilang, tingginya jumlah produksi karena musim panen yang mendukung dan tidak adanya bencana el nino melanda. Dia mencatat produksi minyak sawit global diproyeksi mencapai 72 juta ton, dengan Malaysia dan Indonesia sebagai produsen utama.

"Meningkatnya produksi dapat menekan harga minyak sawit yang telah menyentuh level terendah selama tiga tahun sejak November tahun lalu," pungkasnya.

Disamping itu, faktor terakhir yang meluluhlantahkan harga CPO yakni kebijakan Eropa mengenai pembatasan penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar hayati. Wahyu menuturkan, pelarangan penggunaan CPO karena isu lingkungan yang mampu mencemarkan negara Eropa. Sehingga, Wahyu menilai turunnya harga CPO masih dalam tahap wajar.

Secara teknikal, Wahyu menuturkan bahwa level RM 2,000 sampai RM 2,200 per metrik ton masuk level murah dan memicu spekulatif beli bagi pelaku pasar. Sementara untuk level RM 2,300 sampai RM 2,400 menjadi level yang konsolidatif yang berpotensi menguat.

Sehingga dikatakan Wahyu, kalaupun harga menguat atau melemah itu koreksi teknikal dan terbatas.

Besok, dia memperkirakan harga CPO masih dalam tren lemah yaitu berkisar RM 2,200 sampai RM 2,250 per metrik ton. Sementara sepekan, harga bergerak di rentang RM 2,150 sampai RM 2,350 per metrik ton. Dia pun merekomendasikan buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×