kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.858   20,00   0,13%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Harga CPO kembali melemah, berikut pemicunya


Jumat, 08 Februari 2019 / 16:27 WIB
Harga CPO kembali melemah, berikut pemicunya


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menguat kemarin, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali melemah pada perdagangan dunia. Pernyataan Presiden Trump terkait perang dagang jadi sentimen utama pelemahan harga CPO saat ini.

Mengutip Bloomberg, pukul 15.08 WIB harga kontrak pengiriman April 2019 di Malaysia Derivative Exchange pada pukul 16.20 WIB di level RM 2.296 per metrik ton, turun 0,94% dari sehari sebelumnya yang ada di level RM 2.318 per metrik ton. 

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan pelemahan harga CPO pada perdagangan disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, kecemasan pelaku pasar terhadap kelanjutan perang dagang Amerika Serikat dan China. Kekhawatiran pasar timbul karena pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa dirinya tidak berniat untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan.

“Dengan tidak adanya niat untuk bertemu maka pelaku pasar khawatir bahwa perang dagang tidak ada kesepakatan. Ini juga bisa menimbulkan tekanan bagi pelaku pasar,” ujar Yudi kepada Kontan.co.id, Jumat (8/2).

Selain persoalan perang dagang, Yudi bilang faktor kedua penyebab lemahnya harga CPO yakni pembatasan ekspor CPO ke negara kawasan Uni Eropa. Dia menyebut dengan adanya pembatasan akan menurunkan permintaan sehingga harga kembali melemah. 

Terakhir faktor pelambatan ekonomi global. “Sebelumnya International Monetary Fund (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global dari sebelumnya 3,7% menjadi 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada 2020. Hal ini turut menekan harga minyak sawit mentah,” tandasnya.

Karena ketiga faktor tersebut, Yudi meyakini harga CPO masih dalam tren pelemahan. Apalagi, Dia menegaskan sebelum ada titik terang dari perang dagang, harga komoditas termasuk CPO akan bergejolak. Hanya saja, Yudi melihat bahwa besok harga CPO bisa menguat tipis karena harga CPO yang sempat melemah awal minggu ini.

“Bisa menguat karena ada aksi profit taking dan sempat melemah juga awal minggu. Tetapi tren harga CPO melemah karena perang dagang itu sendiri,” imbuh Yudi.

Yudi memperkirakan, sepekan ke depan harga CPO diproyeksi bergerak di angka RM 2.200-RM 2.400 per metrik ton.

Secara teknikal, Yudi melihat harga CPO bergerak di atas garis MA 50 dan MA 100. Lalu indikator stochastic bergerak turun di area 84,93, kemudian indikator RSI naik di area 55,85. Dari seluruh indikator menunjukkan harga CPO masuk dalam tren melemah. Yudi merekomendasikan buy on dips.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×