Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, sekitar 1,35% pendapatan berasal dari usaha penjualan sagu, edamame, serta lini usaha konsesi jasa.
Baca Juga: Kuartal III-2018, produksi minyak sawit mentah Austindo (ANJT) naik 33,15%
Di sisi lain, beban pokok pendapatan turun tipis sekitar 0,71% secara yoy dari US$ 81,08 juta du kuartal III 2018 menjadi US$ 80,51 juta di kuartal III 2019.
Namun demikian, hal ini juga dibarengi oleh naiknya beban penjualan alias selling expenses sekitar 56,72% secara yoy menjadi US$ 5,80 juta sepanjang Januari - September 2019.
Alhasil, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias rugi bersih perseroan meningkat jadi sebesar US$ 5,76 juta di sepanjang Januari - September 2019. Sebelumnya, rugi bersih perseroan tercatat sebesar US$ 263.718 di periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Kebijakan B20 masih terkendala, analis sarankan wait and see saham sektor perkebunan
Menurut Lucas, harga CPO sudah mulai membaik sejak bulan Oktober 2019 lalu. Oleh karenanya, ANJT berharap hal tersebut bisa memberi dampak yang positif terhadap kinerja perseroan hingga tutup tahun.
Meski begitu, Lucas tidak menyebutkan secara spesifik berapa target ataupun proyeksi pendapatan maupun laba bersih hingga tutup tahun nanti. “Secara keseluruhan ANJT mungkin kami belum bisa mencetak laba yang signifikan,” tutup Lucas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News