kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO berfluktuasi karena terpapar kekhawatiran virus corona


Kamis, 30 Januari 2020 / 08:00 WIB
Harga CPO berfluktuasi karena terpapar kekhawatiran virus corona
ILUSTRASI. Panen tandan buah segar kelapa sawit di Bogor, Jumat (14/6). Harga CPO bergerak fluktuatif terpengaruh oleh kekhawitaran pasar terhadap virus corona. KONTAN/Baihaki/14/6/2019


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga CPO dalam beberapa hari ini bergerak fluktuatif terpengaruh oleh kekhawatiran pasar terhadap virus korona dan kecenderungan yang sudah menunjukkan overbought.

Mengutip Bloomberg, harga CPO di bursa KOJO Comodity hari ini (29/01) menguat hampir 6% ke harga RM 2.722 setelah sehari sebelumnya anjlok 10% dan berada di harga RM 2.575.

Baca Juga: Setelah ambruk, harga CPO mulai rebound ke MYR 2.736 per metrik ton

Analis Asia Ttrade Point Futures Deddy Yusuf nilai salah satu faktor yang pengaruhi harga CPO fluktuatif ialah kekhawatiran pasar terhadap virus corona.

“Kalau dilihat saat ini sentimen cukup kental pasar sedang dihantui kekhawatiran terhadap virus korona karena kankita tahu pasar China masih cukup menjadi patoka bagi kinerja ekspor negara-negara pengeskpor CPO seperti Indonesia dan Malaysia," kata Deddy yang dihubungi via jaringan seluler.

"Jadi saya lihat, kondisi ini yang menyebabkan harga CPO hingga hari ini bergerak cukup fluktuatif,” lanjut dia.

Di sisi lain Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo menilai pergerakan harga CPO disebabkan telah adanya overbought CPO yang telah menguat 36% sejak Oktober 2019 lalu. 

Baca Juga: Dirut PLN: Penggunaan CPO di PLTD mengakibatkan kerak mesin dan emisi lebih tinggi

Meskipun demikian Wahyu tidak menampik bahwa merambahnya virus korona saat ini di China membawa efek bagi pasar komoditas khususnya CPO pasalnya China yang merupakan eksportir CPO terbesar saat ini mengalami permintaan konsumsi.




TERBARU

[X]
×