kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.072   6,15   0,09%
  • KOMPAS100 1.057   1,66   0,16%
  • LQ45 830   -0,97   -0,12%
  • ISSI 215   0,65   0,30%
  • IDX30 424   -0,56   -0,13%
  • IDXHIDIV20 514   0,43   0,08%
  • IDX80 120   0,08   0,07%
  • IDXV30 125   0,78   0,63%
  • IDXQ30 142   0,10   0,07%

Harga CPO bangkit 1%, tapi rawan koreksi


Rabu, 22 Februari 2017 / 20:12 WIB
Harga CPO bangkit 1%, tapi rawan koreksi


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alisa crude palm oil (CPO) yang bergerak menguat di awal tahun memicu kenaikan angka produksi. Imbasnya, kekhawatiran naiknya pasokan menghalangi laju CPO.

Mengutip Bloomberg, Rabu (22/2) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Mei 2017 di Malaysia Derivative Exchange menanjak 1% ke level RM 2.811 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir, CPO terkikis 5,3%.

Harga CPO bangkit dari level terendah dalam tiga bulan yang tersentuh pada Rabu (21/2). "Isu pasokan memicu pelemahan harga CPO. Ada ekspektasi output CPO akan kembali meningkat bulan Februari," kata Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures.

Sebelumnya, pasokan yang ketat sempat mendukung harga. Selama bulan Januari, CPO cenderung bertahan di atas level RM 3.000 per metrik ton bahkan menyentuh level tertinggi dalam empat tahun. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) merilis produksi CPO Malaysia bulan Januari turun 13,4% dibanding bulan sebelumnya. Angka penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam satu tahun. Kekeringan akibat badai El Nino yang dilanjutkan dengan banjir di Malaysia menyebabkan produksi minyak sawit berkurang.

Mulai awal Februari, CPO meninggalkan level RM 3.000 per metrik ton seiring dengan proyeksi kenaikan produksi. "Wajar jika kenaikan harga merangsang lebih banyak pasokan, apalagi musim kering sudah selesai," lanjut Wahyu.

Di sisi lain, permintaan CPO tidak mendukung harga. Survei kargo dari Intertek Testing Services menunjukkan ekspor CPO Malaysia periode 1 - 20 Februari jatuh 0,8% menjadi 733.288 ton dibanding periode sama bulan sebelumnya.

Penguatan nilai tukar dollar AS yang menekan mata uang ringgit memang memberi sentimen positif pada prospek CPO. Apalagi jika didukung kenaikan permintaan global. Tetapi potensi naiknya pasokan masih akan menjadi ancaman. Berbagai komunitas CPO memperkirakan produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia akan mulai pulih pada semester kedua tahun ini.

Jika harga CPO mampu bertahan di atas level RM 2.800 per metrik ton, Wahyu memperkirakan level RM 3.000 bisa kembali disentuh tahun ini dan berlanjut ke target selanjutnya di RM 3.500. Tetapi jika harga jatuh ke bawah RM 2.500, maka ada potensi konsolidasi di area RM 2.000 - RM 2.400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×