Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) pada perdagangan Selasa (30/7) mengalami penurunan yang cukup signifikan setelah mencapai puncaknya di level US$ 69.000 pada Senin (29/7).
Berdasarkan data CoinmarketCap, harga Bitcoin turun sebesar 4,40% ke level US$ 66.557 pada perdagangan Selasa (30/7) pukul 20.30 WIB
Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok ke US$ 66.000, Dipicu Tekanan Jual yang Kuat
Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir mengatakan, sentimen utama yang membuat harga Bitcoin anjlok karena adanya dugaan penjualan posisi BTC milik pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dia menjelaskan, pemerintah AS mengirimkan Bitcoin senilai sekitar US$2 miliar ke dompet baru mereka, yang biasanya menjadi pertanda bahwa mereka akan melakukan transaksi OTC.
“Maka dengan begutu, investor langsung berhati-hati karena tindakan tersebut, dan mengurangi pembelian Bitcoin pada hari ini,” kata Christopher saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (30/7).
Selain itu, Christopher memproyeksi pada akhir pekan ini, ada peluang Bitcoin untuk menguji kembali US$ 63.000, jika harganya berlanjut melemah lagi.
Baca Juga: Trump Janjikan AS Sebagai Ibu Kota Kripto dan Negara Adidaya Bitcoin Jika Menang
“Iya harga Bitcoin pada pekan ini masih berpeluang melemah. Apalagi mengingat minggu ini ada FOMC meeting, yang mana diperkirakan The Fed akan menahan suku bunganya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia melihat bahwa saat ini pasar kripto bersiap menghadapi peristiwa-peristiwa penting, melakukan antisipasi dan spekulasi meningkat.
Menurutnya, potensi pemangkasan suku bunga, dikombinasikan dengan pernyataan Powell dan data pekerjaan, dapat menjadi pemicu pergerakan pasar yang signifikan.
“Sehingga jika The Fed jadi menurunkan suku bunga sesuai dengan ekspektasi, maka harga BTC akan kembali meningkat,” kata dia.
Dengan begitu, Christopher mengatakan, investor sangat menantikan untuk melihat bagaimana perkembangan ini, karena akan berlangsung dan berdampak pada lanskap keuangan yang lebih luas.
Baca Juga: Harga Bitcoin Sempat Menyentuh Level US$70.000, Bagaimana Prospeknya untuk Pekan Ini?
“Sehingga minggu ini dapat menandai titik balik, yang menyoroti keterkaitan antara kebijakan keuangan tradisional dan pasar aset digital yang sedang berkembang,” kata dia.
Dia mengatakan bahwa Crypto Fear & Greed Index juga menunjukkan selera yang tinggi bagi investor kripto. Posisi awal pekan ini masih di level Greed dan ada peningkatan poin menjadi 74 dari 70 di minggu lalu.
Artinya, hal ini memperlihatkan bahwa sentimen pasar terhadap aset kripto masih positif dan optimis.
“Peningkatan ini bisa menjadi indikasi, lebih banyak investor yang merasa percaya diri dalam memasuki pasar, meskipun volatilitas yang tinggi sering menjadi ciri khas dari aset kripto,” kata dia.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Orang Kaya Bakal Semakin Kaya Menurut Robert Kiyosaki
Namun, dia menilai penting untuk diingat bahwa tingkat Greed yang tinggi juga dapat menandakan potensi risiko overconfidence di kalangan investor.
Dia menuturkan, ketika pasar terlalu optimis, sering kali terjadi pembelian aset secara besar-besaran yang dapat mendorong harga ke level yang tidak wajar.
“Maka saya prediksi, harga Bitcoin di akhir tahun 2024, akan berada di sekitar level US$ 80.000,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News