Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) melonjak dan kembali mencapai level US$ 60.000. Berdasarkan data CoinmarketCap, harga BTC naik 3,82% menjadi US$ 60.269 pada Minggu (14/7) pukul 16.00 WIB. Salah satu faktor pendorong utama adalah penurunan inflasi tahunan di Amerika Serikat.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, menjelaskan bahwa sentimen yang mendongkrak harga Bitcoin kembali ke US$ 60.000 adalah inflasi di AS yang turun menjadi 3% pada Juni 2024, lebih rendah dari ekspektasi.
Menurut Panji, penurunan ini signifikan dari angka 3,3% pada Mei dan menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan The Fed mengenai pemotongan suku bunga tahun ini.
Selain itu, data dari FedWatch CME menunjukkan peluang 75% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan di bulan September.
Baca Juga: Harga Bitcoin Lesu di Tengah Kuatnya Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
"Penurunan inflasi tahunan ini berdampak positif bagi Bitcoin, karena ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar oleh The Fed meningkat," kata Panji kepada Kontan.co.id, Minggu (14/7).
Dengan demikian, Panji menilai bahwa hal ini dapat meningkatkan minat investasi pada aset kripto seperti Bitcoin dan memperkuat argumen bahwa BTC dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Proyeksi Harga Akhir Tahun
Lebih lanjut, Panji menyebutkan bahwa proyeksi harga Bitcoin di akhir tahun sangat bergantung pada kondisi ekonomi dan adopsi pasar. Jika kondisi harga Bitcoin stabil dan adopsi meningkat, BTC bisa kembali mencapai ATH US$ 73.750 dan berpotensi mencetak rekor baru di atas US$ 100.000 setelah periode halving.
"Tapi perlu diketahui, analisis dan pemantauan pasar secara terus-menerus dibutuhkan untuk proyeksi yang lebih akurat," tambah Panji.
Baca Juga: Pasar Kripto Belum Respons Positif Melandainya Data Inflasi AS
Namun, Panji menegaskan bahwa jika di akhir tahun harga Bitcoin gagal menembus zona resistensi dan kembali turun di bawah US$ 58.000, maka harga dapat terus bergerak turun. Dukungan langsung pada sisi negatif berada di dekat level US$ 56.600.
Lebih lanjut, Panji memperingatkan bahwa jika penurunan Bitcoin mencapai di bawah level US$ 55.000, dapat menyebabkan tekanan jual lebih lanjut, membawa harga menuju level dukungan US$ 53.000.
Selanjutnya: Juni 2024, Neraca Perdagangan Indonesia Diperkirakan Surplus tapi Menyusut
Menarik Dibaca: 5 Cara Memilih Sunscreen untuk Remaja dengan Tepat, Berapa SPF yang Ideal?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News