Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Oscar juga menegaskan bahwa faktor utama yang menyebabkan harga bitcoin kembali meroket adalah supply dan demand. Ketika demand naik, harga secara otomatis akan naik. Kondisi tersebut, bertolak belakang dengan pasar saham, sementara harga emas dan bitcoin akan meningkat di saat ekonomi melemah. Keduanya dipandang sebagai komoditas panas yang perlu diperhatikan.
Faktor fundamental yang bisa kembali memperkokoh harga bitcoin adalah momentum halving day, di mana supply bitcoin yang masuk ke pasar akan berkurang.
Baca Juga: Warren Buffett: Bitcoin itu sama dengan racun tikus
Meskipun begitu, dengan melihat tren-tren sebelumnya pergerakan harga bitcoin memang cenderung lesu sebelum halving day terjadi. Lalu, selanjutnya nilai Bitcoin akan kembali meroket dikarenakan dengan adanya halving period bitcoin di 2020.
Saat halving day, supply bitcoin baru setiap empat tahun akan mengalami pengurangan sebanyak 50 persen. Spesifiknya, nilai yang beredar setiap per 10 menit sekali saat ini akan berkurang separuhnya yakni dari 12,5 bitcoin menjadi 6,25 bitcoin. "Dengan berkurangnya nilai yang beredar, sangat besar peluang bitcoin akan melonjak secara siginifikan," ungkapnya.
Di sisi lain, tidak ada yang bisa memastikan sampai kapan peningkatan harga akan berlangsung. Namun, dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap teknologi Blockchain, dinilai mampu menjaga potensi harga terus menanjak.
Baca Juga: China Beri Peringatan, Harga Bitcoin Sentuh Level Terendah Enam Bulan
Dia mencontohkan, ketika muncul pernyataan Presiden China Xi JinPing beberapa waktu lalu untuk mendorong masyarakat berinvestasi pada produk Blockchain, salah satunya Bitcoin.
Bahkan, tercatat pada saat itu kenaikan harga bitcoin mencapai 15%. Artinya, penilaian masyarakat yang positif akan berperan dalam menentukan pergerakan harga Bitcoin.