Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Maraknya peredaran berita palsu telah mengurangi euforia terhadap kehadiran produk ETF Bitcoin Spot. Tak ayal, harga Bitcoin (BTC) malah mengalami koreksi usai persetujuan ETF Bitcoin Spot dikeluarkan.
Seperti diketahui, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat akhirnya menyetujui keberadaan produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika pada Rabu (10/1) pekan lalu. Sebanyak 11 produk investasi ETF Bitcoin spot pun akhirnya resmi diperdagangkan di AS mulai Kamis (11/1).
Keputusan yang sudah lama dinanti tersebut diharapkan membawa lebih banyak aliran dana investasi masuk ke aset kripto. Namun, sejauh ini Bitcoin justru mengalami koreksi harga signifikan sejak ETF Bitcoin Spot disetujui.
Baca Juga: Spot Bitcoin ETFs Draw Nearly $2 Billion in First Three Days of Trading
Mengutip Coinmarketcap, Jumat (19/1) pukul 17.00 WIB, harga Bitcoin berada di posisi US$41,288. Selama periode 7 hari terakhir, BTC mengalami koreksi sekitar 9,54% dan harganya turun sekitar 3,44% dalam kurun waktu 24 jam.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan bahwa adanya reaksi sell the news yang menyebabkan kenaikan Bitcoin tidak bertahan lama usai kabar persetujuan ETF Bitcoin Spot. Euforia kehadiran produk ETF Bitcoin Spot telah berkurang karena terus digemborkan dengan berita palsu dalam beberapa bulan terakhir.
Bitcoin sempat menyentuh harga tertinggi dalam dua tahun di US$48.983 di perdagangan Kamis (11/1). Namun tidak berselang lama, Bitcoin turun dari level tertingginya ke level US$41.500 pada Sabtu (13/1).
Baca Juga: Dinamika Harga Bitcoin (BTC) Usai ETF Bitcoin Spot Disetujui
Panji menilai, fluktuasi harga tersebut karena investor telah mengantisipasi kenaikan harga BTC tersebut. Oleh karena itu, terjadi aksi ambil untung (profit -taking), dimana peristiwa buy the rumor perihal ETF Bitcoin spot telah dimulai sejak Blackrock mengajukan aplikasi ETF Bitcoin pada Juni 2023 lalu.
“Meski demikian, penurunan harga ini kemungkinan hanya dalam jangka pendek dimana potensi bullish hingga akhir tahun berpotensi akan tetap berlanjut,” kata Panji, Selasa (16/1).