Sumber: CoinDesk,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin jatuh ke level terendah dalam tiga minggu terakhir pada Selasa (8/6), di tengah tanda-tanda kehati-hatian investor institusional.
Melansir Reuters, harga Bitcoin pasa Selasa mencapai titik paling rendah di US$ 31.025, level terendah sejak guncangan pada 19 Mei yang turun mendekati US$ 30.000 untuk pertama kalinya sejak Januari 2021.
Mengutip data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu ada di kisaran US$ 32.000-US$ 33.000. Pukul 11.56 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 32.944,35 atau naik 0,03% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Sebelumnya juru bicara Ruffer Investment Management mengonfirmasi, perusahaannya keluar dari taruhan Bitcoin pada April lalu dengan keuntungan US$ 1,1 miliar, di tengah kekhawatiran atas risiko setelah kenaikan cepat dalam harga kripto.
Baca Juga: Ini dua penyebab harga Bitcoin dan kawan-kawan jatuh ke titik terendah
Ruffer membuat taruhan Bitcoin pada November, yang saat itu merupakan salah satu sinyal terbesar dari peningkatan minat institusional dalam aset kripto. Pada pertengahan Desember, nilai kepemilikan Bitcoinnya sekitar US$ 745 juta.
"Dalam jangka panjang, kami tetap tertarik pada aset digital dan peran yang dapat mereka mainkan dalam pelestarian kekayaan nyata," kata juru bicara Ruffer Investment, seperti dikutip Reuters.
"Dalam jangka pendek, menyusul kenaikan tajam harga Bitcoin, kami merasa Bitcoin menunjukkan lebih banyak risiko," ujarnya.
Dua penyebab harga Bitcoin jatuh
Sementara MicroStrategy Inc, pendukung utama Bitcoin, telah meningkatkan penjualan obligasi untuk membantu membeli lebih banyak Bitcoin, dengan sekarang menargetkan US$ 500 juta, Bloomberg News melaporkan, seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Harga Bitcoin terjungkal ke level US$ 32.000, ini penyebabnya
Harga Bitcoin pada Selasa terjungkal menyusul prospek perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan pengetatan regulasi aset kripto di China.
Tekanan datang dari China atas operasi penambangan dan perdagangan kripto, di mana akun Weibo dari para pemimpin opini utama dalam crypto diblokir.
“China terus menekan kripto dengan larangan penambangan yang menghapus platform media sosial paling populer, Weibo, bersih dari akun influencer crypto,” kata Jehan Chu, Managing Partner Kenetic Capital, perusahaan investasi kripto yang berbasis di Hong Kong.
“Ini menandakan jerat pengetatan di sekitar kripto di China," ujar dia, seperti dikutip CoinDesk.
Selanjutnya: Deretan sentimen positif bagi Bitcoin di konferensi Miami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News