Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sama halnya dengan investasi barang lainnya, investasi sneakers juga memiliki risiko. Renato mengatakan bahwa risiko biasanya datang ketika suatu produk mengalami restock. “Seperti contoh Yeezy Zebra waktu pertama kali rilis harganya mencapai Rp 17 juta-Rp 25 juta. Namun setelah mengalami restock sampai dua kali jadi turun ke harga Rp 6 juta. Banyak yang pusing gara-gara itu,” ujar Renato.
Anugrah juga mengatakan kenaikan dari harga sneakers terbilang berbeda-beda dari setiap jenis sepatu. Dia bilang, ada jenis sepatu yang bisa mengalami kenaikan harga setalah satu hari rilis di toko. Ini terjadi karena sepatu tersebut memiliki keunikan seperti bentuk dan warna.
Saat ini, Anugrah mengaku memiliki sneakers yang termasuk memiliki kenaikan harga dari saat awal beli. Sepatu tersebut adalah Nike Air Jordan 1 x Travis Scott yang didapatkannya di Amerika Serikat. Saat ia mendapatkan sepatu tersebut, harganya sudah sudah mencapai Rp 9 juta. Sampai saat ini, ia bilang harganya sudah mencapai Rp 34 juta. “Dapetinnya susah karena enggak ada di Indonesia. Padahal saya sudah punya banyak kenalan yang berkecimpung di dunia sepatu juga,” jelas Anugrah.
Di Indonesia, pasar sneakers masih tergolong tinggi hanya di beberapa kota saja. Anugrah mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Singapura dan Thailand, pembeli sneakers di Indonesia masih tergolong sedikit. “Di Indonesia, pembeli sneakers paling cuma 1% dari penduduk Indonesia. Hanya saja, marginnya lebih besar daripada Singapura,” ujar Anugerah.
Baca Juga: Wow sneakers Losing Grip x pesawat R80 ludes dalam 1 Jam
Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto melihat tren investasi sneakers ini seperti investasi pada barang koleksi lainnya. Ia bilang sama halnya dengan barang koleksi, investasi sneakers akan memiliki prospek bagus jika memasuki pasar komunitasnya. “Kita perlu masuk komunitasnya sehingga investasi sneakers bisa berhasil,” ujar Eko.
Namun, Eko menilai investasi sneakers ini dinilai lebih baik dibandingkan dengan investasi beberapa koleksi lainnya. Dia beralasan karena sneakers lebih diterima secara umum dibandingkan barang koleksi lainnya. “Coba dibandingkan dengan berlian kan peminatnya dikit, sneakers ini lebih diterima universal,” pungkas Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News