kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga batubara turun, diversifikasi bisnis menopang Adaro Energy (ADRO)


Jumat, 14 Februari 2020 / 07:15 WIB
Harga batubara turun, diversifikasi bisnis menopang Adaro Energy (ADRO)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memanfaatkan diversifikasi bisnis untuk menjaga stabilitas kinerja saat harga batubara dalam tren menurun.  

Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus memproyeksikan harga batubara di tahun ini belum pulih benar. Alhasil, kinerja industri batubara masih akan mendapat tekanan dari menurunnya harga emas hitam tersebut.

Mengutip Bloomberg, harga batubara untuk kontrak pengiriman April 2020 di ICE New Coal, Rabu (12/2), berada di US$ 70,25 per metrik ton. Harga tersebut cenderung turun bila dibandingkan harga pada 16 September 2019 yang sempat menyentuh level tertinggi di US$ 77,75 per metrik ton.

Baca Juga: Revisi UU Minerba ditarget rampung Agustus, untuk akomodasi perpanjangan PKP2B?

Jika di sepanjang kuartal III-2019, kinerja ADRO cukup stabil karena volume penjualan tumbuh, Juan memproyeksikan, permintaan batubara di tahun ini berpotensi menurun karena impor China akan batubara menurun akbat persediaan dan produksi batubara di sana masih tinggi.

Sekedar catatan, pendapatan ADRO di kuartal III-2019 mencapai US$ 2,65 miliar, turun tipis dari periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 2,67 miliar. Di periode yang sama, volume penjualan ADRO naik 14% secara tahunan menjadi 44,66 juta ton. Kinerja tetap stabil meski harga jual rata-rata turun 13% akibat melemahnya harga batubara.

Senada, Catherina Vincentia Research Associate MNC Sekuritas mengatakan, penurunan permintaan batubara dari China menjadi tantangan bagi kinerja ADRO. Dalam risetnya, Catherina mengutip laporan Bank Dunia yang memproyeksikan permintaan batubara global menurun 1,17% secara tahunan di tahun ini.

Sementara, penurunan permintaan terbesar datang dari China dengan turun 13,33% secara tahunan. Di sisi lain, permintaan dari India dan kawasan Asia lainnya naik tetapi tidak signifikan.

Catherina memproyeksikan, ekspor batubara ADRO ke China juga berpotensi turun. Catherina mencatat kontribusi ekspor ke China sebesar 13% di kuartal III-2019. Angka tersebut pun sudah menunjukkan penurunan sebesar 2% secara kuartalan dari 15% kontribusinya di semester I 2019.

Baca Juga: Meski belum berdampak, Adaro Energy dan Bumi Resources tetap waspadai virus corona



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×