Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara tercatat mulai bergejolak. Tercatat harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman Januari 2019 ICE Futures pada Selasa (20/11) menurun 0,45 poin menjadi US$ 99,15 per ton. Lebih lanjut, China pun mulai membatasi impor batubara mereka.
Merespon gejolak harga batubara tersebut, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mulai mengatur strategi salah satunya dengan mulai meningkatkan produksi batubara berkalori tinggi yang memiliki harga jual jauh lebih stabil dibandingkan dengan batubara kalori rendah.
Sekretaris Perusahaan PTBA, Suherman mengatakan, batubara berkalori tinggi dari sisi harga cukup tinggi. Dan, harga batubara kalori tinggi mengikuti indeks Newscastle yang kecenderungan harganya jauh lebih stabil.
“Kami sudah antisipasi sudah lama. Harga batubara sudah cukup tinggi. Jadi sudah wajar turun. Kami akan tingkatkan terus produksi batubara kalori tinggi. Saat ini sudah 500.000 ton dari total 24 juta ton batubara yang dihasilkan PTBA,” ujar Suherman kepada Kontan, Rabu (21/11).
Menurutnya, tahun ini ditargetkan produksi batubara kalori tinggi mencapai 1 juta ton. Sedangkan untuk tahun 2019 produksi batubara kalori tinggi akan mencapai 4 juta ton sampai 5 juta ton dari total produksi batubara sebesar 28 juta ton.
“Untuk batubara kalori tinggi 100% kami ekspor. Karena memang market domestik untuk batubara jenis ini belum ada,” ujar Suherman. Adapun negara tujuan ekspor yakni Jepang, Taiwan, Malaysia dan Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News