kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga batubara stabil di atas US$ 100 per ton, begini proyeksi selanjutnya


Jumat, 04 Juni 2021 / 15:29 WIB
Harga batubara stabil di atas US$ 100 per ton, begini proyeksi selanjutnya
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Senin (15/2/2021).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara masih di atas angin. Mengutip Bloomberg, harga batubara Newcastle untuk kontrak Oktober 2021 berada di level US$ 102,70 per ton pada perdagangan Kamis (4/6). Bahkan, harga komoditas energi ini sempat menyentuh level US$ 106,25 per ton pada perdagangan Selasa (2/6), yang merupakan level tertingginya di tahun ini.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan menilai, kenaikan harga batubara saat ini ditopang oleh permintaan dari China yang masih cukup tinggi. Ditambah, dalam satu bulan terakhir, pasokan China terganggu akibat banjir.

Sejauh ini, Meilki memproyeksikan harga rata-rata batubara termal hingga akhir 2021 akan berada di level US$ 85 per ton. Proyeksi ini dengan menimbang asumsi akan terjadinya penurunan harga di kuartal ketiga dan keempat 2021. Pada periode tersebut biasanya level pembakaran batubara di enam pembangkit listrik China akan menurun.

Di sisi lain, India sebagai konsumen batubara terbesar kedua dunia sedang menghadapi tingginya infeksi Covid-19. Menurut Meilki, sebenarnya kasus infeksi di negara tersebut sudah mulai terjadi penurunan angka sejak minggu keempat bulan Mei 2021.

Baca Juga: PMI naik signifikan pada Mei, begini proyeksi analis

Hal ini berpotensi membuat permintaan batubara di India mengalami perbaikan. “Jadi untuk saat ini dan jangka pendek, kondisi di India pengaruhnya masih cukup minim bagi pasar batubara global,” terang Meilki kepada Kontan.co.id, Jumat (4/6).

Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, melajunya harga batubara pascaperayaan Tahun Baru Imlek, mencerminkan dampak dari kelanjutan pemeriksaan keselamatan dan inspeksi lingkungan tambang, serta kuatnya permintaan yang didukung oleh penyetokan ulang (restocking) batubara termal untuk periode musim panas.

Menguatnya harga batubara juga didukung oleh menipisnya stok batubara di enam pembangkit listrik utama di China. Stefanus mencatat, pasokan di enam pembangkit listik China menurun 7,3% year-to-date (ytd) menjadi 12,8 juta ton.

Baca Juga: Ini penyebab harga batubara global terus catatkan rekor baru

Stok batubara saat ini lebih rendah dari rata-rata tahun sebelumnya, dengan rata-rata hari pembakaran hanya sekitar 17 hari, dibandingkan rata-rata hari pembakaran pada 2019 dan 2020 yang mencapai 26 hari–27 hari. “Aktivitas ekonomi yang lebih cepat dan suhu yang tinggi belakangan ini di China bagian selatan, berdampak pada berkurangnya curah hujan dan rendahnya penggunaan pembangkit listrik tenaga air. Hal ini tercermin dari meningkatnya penggunaan PLTU berbahan bakar batubara,” terang Stefanus, Kamis (3/6).

Stefanus juga memperkirakan adanya koreksi musiman terhadap harga batubara pada kuartal ketiga sebelum akan pulih pada kuartal keempat 2021. Stefanus meyakini, pemerintah China akan mencoba untuk menurunkan harga batubara karena harga domestik saat ini lebih tinggi dari RMB 570 per ton.

Meskipun demikian, harga batubara diperkirakan mulai pulih pada kuartal keempat 2021, seiring dengan naiknya permintaan dari negara-negara di belahan bumi utara menjelang datangnya musim dingin. “Kami juga meyakini pemulihan ekonomi akan membantu menjaga harga batubara yang solid sepanjang tahun ini,” sambung dia. 

Baca Juga: Produksi batubara China turun, harga batubara berpotensi ke US$ 120 per metrik ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×