kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara pecah rekor, ini sentimen pendorongnya


Kamis, 15 Juli 2021 / 16:28 WIB
Harga batubara pecah rekor, ini sentimen pendorongnya
ILUSTRASI. Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi salah satu komoditas yang pergerakan harganya cukup solid sepanjang tahun ini. Mengutip Bloomberg, pada Rabu (14/7), harga batubara kontrak Agustus 2021 di ICE Futures berada di US$ 145 per ton Ini merupakan level tertinggi harga batuabara yang berhasil dicapai sepanjang 2021.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, terdapat sejumlah sentimen yang mendorong harga batubara terus melaju. Pertama, musim penghujan yang cukup ekstrem di China yang berlangsung dari Juni-Juli 2021. Cuaca ekstrim ini menyebabkan banjir dan mengakibatkan produksi batuabara menurun.

Pada saat China bagian utara mengalami hujan ekstrem, transportasi ke arah situs tambang dihentikan, listrik padam, serta tambang tergenang air, sehingga  menyebabkan produksi batubara terhenti. Di sisi lain, kebutuhan batubara dalam negeri China cukup besar. China merupakan negara dengan kebutuhan batubara tertinggi di dunia, dimana menyumbang 5,5% dari kebutuhan global.

Baca Juga: BPS catat ekspor pada Juni 2021 naik , ini komoditas pendorongnya

Kedua, Korea Selatan dan Jepang secara bersamaan saat ini sedang melakukan pemeliharaan terhadap cadangan minyaknya, yang berlangsung sekitar dua sampai tiga bulan. Sehingga, kebutuhan batubara relatif lebih tinggi.  

Ketiga, kenaikan harga batubara saat ini juga tidak terlepas dari kebijakan pelarangan impor batubara Australia oleh China. Setelah adanya sitegang antara China dan Australia terkait masalah asal muasal Covid-19, Negeri Panda tersebut memutuskan tidak mengimpor batubara dari Australia.

Maka China mencari batubara kalori tinggi yang berasal dari Afrika dan Rusia dengan harga yang  lebih mahal akibat transportasi yang jauh.

“Intinya adalah pasokan dan permintaan. Permintaan cukup tinggi namun barangnya tidak ada. Ini yang menyebabkan harga batubara mengalami penguatan,” terang Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (15/7).

Baca Juga: Ini capaian produksi dan penjualan sejumlah emiten batubara hingga bulan Mei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×