Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April 2021 naik 2,6% ke level US$ 86,68 per ton. Dus, kinerja emiten tambang batubara dinilai masih prospektif di tengah naiknya harga komoditas emas hitam ini.
Analis MNC Sekuritas, Catherina Vincentia, mengatakan prospek emiten batubara ke depan masih cenderung positif. Hanya saja, untuk memastikan, ia memilih untuk menunggu dari hasil kinerja emiten tersebut pada kuartal II-2021.
Pasalnya, pergerakan harga batubara yang cukup downtrend sebelumnya, namun ternyata harga batubara masih mampu menguat hingga di atas US$ 90 per ton. “Demand dari China masih menjadi driver yang kuat untuk harga batu bara, di mana menurut data Bloomberg, Import China meningkat lebih dari 3x lipat pada kuartal I-2021.
Hal ini seiring dengan adanya recovery economy, dan tensi dengan Australia yang melarang impor dari negara tersebut akan membawa ekspor dari Indonesia menjadi lebih tinggi,” kata Catherina kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4).
Baca Juga: Simak ikhtiar Indika Energy (INDY) genjot kinerja tahun ini
Analis CLSA Sekuritas Indonesia, Yusuf Ade Winoto dalam risetnya pada 2 April 2021 menambahkan, kenaikan harga batubara salah satunya dipicu oleh kuatnya permintaan yang pada akhirnya mendorong optimisme di pasar batubara China.
Berdasarkan data CRR, sejak Maret, konsumsi harian perusahaan pembangkit listrik sudah 30% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan naik 10% dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Di satu sisi, inventori batubara thermal terus mengalami penurunan. Belum lagi, Yusuf mengatakan adanya inspeksi keamanan dan lingkungan di provinsi Shaanxi dan perbaikan jalur di Daqin juga berpotensi mengurangi pasokan dalam waktu dekat.
Selain dari pasar domestik China, Yusuf juga melihat harga batubara lintas laut (seaborne) juga masih akan tetap tinggi seiring adanya disrupsi pada pasokan imbas dari terjadinya banjir di wilayah Australia. Oleh sebab itu, harga indeks batubara Newcastle sempat naik hingga US$ 94 per ton. Sementara dari Indonesia, produksi batubara diperkirakan tidak ada perubahan dan tetap flat.
“Berdasarkan data dan diskusi kami dengan para pelaku industri batubara, mereka masih akan mempertahankan target volume pertumbuhan pada tahun ini. Hal ini pada akhirnya akan memastikan harga batubara akan tetap tinggi sepanjang sisa tahun 2021,” imbuh Yusuf.
Baca Juga: HBA April naik, United Tractors (UNTR) masih pertahankan target penjualan batubara
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery menambahkan, selain karena prospek batubara yang cerah, daya tarik lain dari emiten batubara adalah beberapa emitennya masuk dalam indeks IDX high div 20, yang merupakan indeks dengan konstituen paling loyal dalam membagikan dividen.
Michael mengatakan, pelaku bisa mempertimbangkan untuk masuk ke saham-saham ini menjelang pembayaran dividennya. “Sentimen positif dari harga batubara menjadi semakin menarik dengan potensi pembagian dividen dari saham-saham ini,” imbuhnya.
Terkait prospek harga batubara, Yusuf memproyeksikan harga batubara pada tahun ini akan berada di kisaran US$ 85 per ton dan untuk tahun depan sebesar US$ 75 per ton. Sementara analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu memperkirakan harga batubara untuk tahun ini dan tahun depan akan berkisar US$ 85 dan US$ 70 per ton.
“Jadi emiten batubara tidak hanya diuntungkan oleh faktor dari kenaikan harga batubara, tapi juga efisiensi dari cost production serta penyerapan batubara domestik yang lebih tinggi dapat menjaga kinerja emiten batubara lebih positif,” terang Dessy.