kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Batubara Melandai, Simak Rekomendasi Saham Adaro Minerals (ADMR) Berikut


Senin, 07 November 2022 / 10:30 WIB
Harga Batubara Melandai, Simak Rekomendasi Saham Adaro Minerals (ADMR) Berikut
ILUSTRASI. Penyebab utama penurunan harga saham ADMR adalah koreksi yang terjadi pada harga batubara


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) terus turun. Pada Senin (7/11), harga saham ADMR dibuka pada level Rp 1.765. Harga ini turun 6,11% jika dibanding harga sebulan yang lalu yakni pada 7 Oktober 2022 yang ada di Rp 1.880 per saham. Penurunan harga saham ini dipengaruhi oleh harga jual dan perubahan harga batubara. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menjelaskan penyebab utama penurunan harga saham ADMR adalah koreksi yang terjadi pada harga batubara, dimana sekitar 1-2 bulan lalu berada pada level sekitar US$ 440 per ton, saat ini turun ke level US$ 349 er ton. 

"Terlihat ada pelemahan sekitar 20% yang membuat harga saham-saham di sektor batubara mengalami koreksi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/11). 

Baca Juga: Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Catatkan Kinerja Positif Hingga Kuartal III-2022

Untuk sektor komoditas seperti batubara, Pandhu mengatakan kinerja keuangan akan sangat dipengaruhi oleh harga jual, sehingga perubahan harga batubara akan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. 

"Laporan keuangan biasanya hanya memberikan gambaran masa lalu, sehingga meskipun hasilnya bagus belum tentu proyeksi ke depannya juga akan sama bagusnya," tuturnya. 

Oleh karena itu sebagian investor mulai memproyeksikan akan terjadinya pelemahan kinerja di masa mendatang akibat harga batubara yang terkoreksi, sehingga mulai melakukan profit taking atau mengurangi posisinya. 

Selain itu jika dilihat dari operasional, Pandhu mengatakan pertumbuhan produksi dan penjualan secara volume tidak terlalu signifikan, sehingga kenaikan laba tahun ini kemungkinan akan sulit untuk dipertahankan. 

Apalagi secara global ekonomi dunia sedang mengalami kontraksi sehingga kebutuhan industri baja juga kemungkinan akan menurun, hal ini dapat menggerus permintaan met coal yang selama ini menjadi tulang punggung dari pendapatan ADMR. 

Menurut Pandhu beberapa sentimen positif yang dapat menopang kinerja antara lain jika krisis energy berlangsung lebih lama buntut dari konflik Rusia-Ukraina, sehingga harga komoditas terus naik dalam beberapa bulan terakhir. 

"Secara jangka panjang permintaan coal masih tetap bertumbuh dengan target kisaran 430Mt pada tahun 2030. Kemudian ADMR juga mengembangkan segmen aluminium untuk mendukung green economy melalui partisipasinya dalam industri baterai EV,"katanya.

Untuk prospek ke depan, Pandhu memperkirakan akan terjadi pelemahan kinerja ADMR, selain dari volume yang tertekan kontraksi ekonomi global, harga batubara juga masih dalam tren turun jangka pendek. 

Jika dibandingkan dengan kinerja kuartal 2 atau kuartal 3 ini, Pandhu memperkirakan kuartal 4 nanti akan semakin menurun meskipun jika dibandingkan tahun lalu masih mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. 

Baca Juga: Adaro Minerals (ADMR) Optimistis Produksi Batubara Mencapai 4 Juta Ton pada 2023

"Untuk sektor batubara, termasuk ADMR rekomendasi kami cenderung untuk trading jangka pendek, boleh masuk ketika ada tanda pembalikan arah keatas dengan tetap memperhatikan harga batubara," imbuhnya. 

Oleh karena itu Pandhu merekomendasi wait and see dulu saham ADMR. 

Sementara, Analis Trimegah Sekuritas Hasbie melihat prospek ke depannya harga batubara kokas telah pulih secara bertahap karena rata-rata Oktober 22 mencapai US$ 300 per ton atau naik jika dibandingkan kuartal 3 2022 sebesar 12%.

Kenaikan ini didorong oleh permintaan baja mentah India, yang mulai meningkat karena mereka ingin mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi pasca- monsun dan juga memburuknya cuaca di Australia, yang akan menyebabkan berkurangnya produksi jangka pendek. 

Menurut Hasbie sentimen tersebut akan mendukung pendapatan ADMR pada kuartal 4 2022 untuk mencapai estimasi setahun penuh Trimegah sebesar US$ 366 juta. 

Hasbie merekomendasikan saham ADMR beli dengan target harga Rp 2.400 per saham.

"Tapi kami masih mempertahankan peringkat ST kami di Netral mengingat prospek makro yang tidak menguntungkan untuk permintaan baja," jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×