Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama beberapa hari terakhir, harga saham emiten batubara sempat menguat tinggi. Padahal harga komoditas batubara saat turun karena pembatasan impor batubara ke China.
Sekadar informasi, harga batubara Newcastle untuk pengiriman Januari 2019 di ICE Futures bergerak di bawah US$ 10o per ton sejak 3 Januari 2019 lalu. Senin (7/1), harga batubara ini turun 0,45% ke US$ 99,05 per ons troi.
Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali menjelaskan, fenomena di awal tahun 2019 ini memang memberi kejutan tersendiri. Dia mengatakan bahwa Jumat (4/1) berhembus kabar bahwa China sudah membuka kembali impor batubaranya. "Padahal, di akhir 2018 ada yang mengatakan China membatasi impor batubara dari global," kata Frederik, Senin (7/1).
Sementara itu Robertus Yanuar Hardy, analis Kresna Sekuritas berpendapat bahwa cepat atau lambat pembatasan impor batubara China akan runtuh di tahun 2019. "Sebab bagaimana pun juga, China merupakan konsumen batubara terbesar di dunia saat ini. Permintaan masih akan terus tinggi," kata dia.
Salah satu alasan China membatasi impor batubara adalah untuk menekan polusi yang sudah terlalu tinggi. Namun begitu, mereka tidak bisa langsung menghentikan atau mengurangi pemakaiannya, melainkan mengganti jenis batubara yang punya cleaner combustion atau hasil pembakaran yang lebih ramah lingkungan.
Jenis batubara tersebut, beruntungnya, dimiliki oleh Indonesia dan Australia. Yanuar juga memprediksi jika permintaan batubara yang tinggi masih akan terus datang di tahun 2019, terutama dari China, India, Korea Selatan, dan Jepang.
Sementara itu, untuk proyeksi batubara di tahun 2019, batubara berkalori tinggi sekitar 6.300 kcal per kg, Yanuar memprediksi akan ada di level $ 108-US$ 190 per ton. Sementara untuk kalori rendah sekitar 4.200 kcal per kg ada di level US$ 40 per ton hingga US$ 41 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News