kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%

Harga batubara kembali capai rekor tertinggi, tapi berpotensi koreksi di akhir tahun


Rabu, 15 September 2021 / 20:13 WIB
Harga batubara kembali capai rekor tertinggi, tapi berpotensi koreksi di akhir tahun
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara semakin tinggi setelah China pulih dari banjir dan ekonomi India mulai kembali dibuka. Namun, di saat yang sama pasokan menurun sehingga harga batubara melambung. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (14/9), harga batubara di Ice Newcastle kontrak November 2021, turun 0,06% ke US$ 177,80 per metrik ton. Namun, Senin (13/9) harga batubara sempat sentuh rekor tertinggi lebih dari lima tahun di US$ 177,90 per metrik ton. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan permintaan batubara saat ini semakin tinggi. Negara yang berkontribusi meningkatkan permintaan batubara adalah China yang sudah melewati bencana banjir. 

Permintaan batubara dari India juga tinggi setelah negara konsumen batubara terbesar kedua setelah China tersebut kembali membuka aktivitas ekonominya. 

"Perusahaan industri yang bergerak di bidang baja dari China, India, serta Eropa membutuhkan pasokan batubara yang banyak, tetapi pasokan terganggu," kata Ibrahim, Rabu (15/9).

Baca Juga: Harga batubara panas, dua saham ini masuk top pick Ciptadana Sekuritas

Secara bersamaan di tengah permintaan yang tinggi, pasokan batubara menurun. Penyebabnya, produksi batubara dari pertambangan Amerika Serikat (AS) terhenti akibat Badai Ida. 

Selain itu, produksi batubara dari Australia juga terhambat karena masih menerapkan lockdown. Begitupun dengan Rusia, Ukraina, dan Afrika juga mengalami lockdown sehingga produksi batubara menurun. 

"Permintaan tinggi tetapi barang tidak ada ini akibatkan harga batubara naik apalagi ada wacana stimulus infrastruktur AS  makin berpotensi mengangkat harga," kata Ibrahim. 

Ibrahim memproyeksikan tren kenaikan batubara ini berlanjut hingga akhir September. Sementara, mulai Oktober hingga akhir tahun harga batubara berpotensi menurun karena faktor teknikal. 

Sentimen negatif juga datang dari pemulihan produksi batubara yang membuat pasokan berlebih, dimulai dari produksi batubara dari China yang kembali normal. 

Ibrahim memproyeksikan harga batubara di akhir tahun berada di US$ 140 per metrik ton. Meski harga berpotensi turun, Ibrahim mengatakan pertumbuhan harga batubara di sepanjang tahun ini akan tetap tinggi. Sementara di 2022 harga batubara berpotensi kembali naik.

Selanjutnya: Harga Komoditas Menanjak, Kinerja Emiten Logam Semakin Berkilap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×