Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga batubara semakin panas, melampaui US$ 100 per ton di bursa berjangka. Di bursa ICE Newcastle, akhir pekan lalu, transaksi kontrak pengiriman batubara Januari 2011 tutup pada harga US$ 101,31 per ton.
Harga penutupan Jumat tersebut memperpanjang tren penguatan selama tiga hari berturut-turut. Selasa (12/10) pekan lalu, kontrak batubara untuk Januari 2011 mencapai US$ 97,93 per ton.
Namun, harga batubara akhir pekan lalu masih jauh di bawah harga tertinggi sepanjang tahun 2010 yang sempat tercapai pada awal Mei lalu
(US$ 109,25 per ton).
Kenaikan harga batubara tak lepas dari peningkatan kebutuhanAnalisis Genscape Inc menyebutkan, konsumsi batubara di Amerika Serikat (AS) selama sepekan lalu meningkat 0,4%.
Bloomberg juga memberitakan (15/10), Menteri pertambangan India, Sriprakash Jaiswal mengungkapkan kebutuhan batubara di negaranya diperkirakan bakal naik hingga tiga kali lipat dalam dua dekade mendatang.
Kini, jumlah produksi batubara di India mencapai 530 juta ton per tahun. Per tahun, India mengimpor setidaknya 67 juta ton per tahun.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Monex Investindo Futures, Apelles R.T. Kawengian memprediksi, hingga akhir tahun 2010 nanti, harga batubara bisa kembali bercokol di level US$ 104 per ton. "Trennya terlihat naik, meski ada potensi koreksi secara teknikal dalam waktu dekat," tutur Apelles, kemarin (18/10).
Apelles mengingatkan, saat ini nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) tertekan cukup dalam terhadap mata uang utama dunia lainnya. Jika investor kembali masuk ke dollar AS, harga komoditas, termasuk batubara berpotensi besar terkoreksi. Meski jumlah permintaan batubara diprediksi tidak akan menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News