kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga batubara berpotensi terus naik hingga US$ 80 per ton


Minggu, 06 Desember 2020 / 16:29 WIB
Harga batubara berpotensi terus naik hingga US$ 80 per ton
ILUSTRASI. Harga batubara mencapai level tertinggi sejak Januari 2020.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, pergerakan harga batubara terus meroket. Jika merujuk Bloomberg, harga batubara Newcastle kontrak pengiriman Maret 2021 di ICE Futures pada Jumat (4/12) sudah berada di level US$ 75,8 per ton.

Level tersebut naik 2,02% dibandingkan penutupan sebelumnya. Tak hanya itu, harga tersebut bahkan dapat dikatakan sudah kembali ke level semula sebelum pandemi Covid-19. Pasalnya, harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Januari silam. Bahkan, jika dihitung secara year to date, harga batubara telah naik 3,34%. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, faktor musim dingin merupakan katalis yang mengangkat harga batubara. Faktor lainnya adalah adanya kenaikan impor batubara di beberapa negara, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan. Australia sebagai salah satu produsen batubara, mencatatkan kenaikan ekspor menjadi 17,24 juta ton pada Oktober atau meningkat 12,03% dibanding bulan sebelumnya.

"Selain itu, China menjalin kerja sama dengan Indonesia beberapa hari yang lalu di mana China membeli batu bara termal senilai US$ 1,47 miliar dari Indonesia tahun depan. Ini turut menjadi sentimen positif yang mendorong kenaikan harga batubara," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (6/12).

Baca Juga: Permintaan meningkat drastis, harga batubara menguat tajam

Kenaikan harga batubara global ini pada akhirnya ikut membuat harga batubara acuan (HBA) untuk Desember naik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan HBA Desember naik menjadi US$ 59,65 per ton. Adapun, pada November, HBA sebesar US$ 55,71 per ton.

Asal tahu saja, HBA diperoleh dari rata-rata perhitungan Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5.900 pada bulan sebelumnya. Untuk kualitasnya, disetarakan pada kalori 6.332 kcal per kilogram.

Sementara untuk tahun depan, Ibrahim melihat kenaikan harga batubara masih akan berlanjut. Menurut dia, selama musim dingin belum berakhir, reli batubara masih akan terjadi, setidaknya hingga kuartal pertama 2021. Barulah selepas kuartal pertama 2021 seiring menurunnya permintaan, harga batubara pun berpotensi melandai.

Baca Juga: IHSG bepotensi menguat pada Senin (7/12)

Ibrahim menyebut, gerakan ramah lingkungan akan menjadi sentimen negatif yang menekan harga batubara ke depan. Dengan Amerika Serikat (AS), negara-negara Eropa, dan Asia mulai beralih ke pembangkit listrik tenaga surya maupun angin, permintaan batubara bisa menurun tajam.

"Jadi pada kuartal pertama 2021, harga akan menguat dan mencapai level tertingginya di US$ 80 per ton. Selepas itu, besar kemungkinan harganya akan melandai, dengan kisaran US$ 40-US$ 80 per ton," tandas Ibrahim.

Baca Juga: Sudah menyerahkan diri ke KPK, ini total kekayaan Mensos Juliari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×