kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Harga batubara anjlok, simak pemicunya


Jumat, 22 Maret 2019 / 20:51 WIB
Harga batubara anjlok, simak pemicunya


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi batubara harus anjlok ke nilai terendahnya kini. Tak hanya persoalan perang dagang dan pelambatan ekonomi global, isu lingkungan dan permintaan batubara juga menjadi penyebab anjloknya harga batubara.

Mengutip Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 pada Kamis (21/3) berada di level US$ 89,25 per metrik ton. Angka ini turun 1,76% dari level sebelumnya US$ 90,85 per metrik ton. Dalam sepekan, harga batubara anjlok 4,64%.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan ada banyak faktor hingga harga batubara mencapai titik terendahnya. Namun menurut Wahyu, performa harga batubara tahun lalu cukup terbaik dalam jajaran komoditas energi lain. 

"Data ekonomi di beberapa negara, seperti pelambatan ekonomi China, data pelambatan di kawasan zona Uni Eropa yang melambat, dan isu ketidakpastian perang dagang jadi katalis penurunan harga batubara," imbuh Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).

Harga batubara juga melorot karena isu kebijakan impor China. Wahyu mengatakan Pelabuhan China membatasi atau menunda impor batubara Australia yang terus meningkat. Nah, ini mengancam berakhirnya bonanza ekspor yang menggembungkan pundi-pundi perekonomian Australia.

"Dalam perkembangannya, neraca perdagangan dan anggaran federal Australia menurun karena para pedagang dan pembeli di China melaporkan penahanan untuk pengiriman batubara Australia," tandas Wahyu.

Penggunaan batubara juga tergerus karena isu lingkungan. Menurut Wahyu penggunaan batubara masih kurang sehat dan kurang bersih dibanding gas alam. 

Ini yang membuat rumah tangga memilih produk penghangat ruangan ataupun industri memilih bahan bakar selain batubara. "Permintaan yang menurun jelas membuat harga juga ikut anjlok," kata Wahyu.

Secara teknikal, Wahyu mencatat harga berada di bawah garis moving average (MA) 5,20, 50,100 dan 200. MACD berada di area -1,74, sementara stochastic di area 7,79 dan RSI di area 22,14.

Wahyu menilai harga batubaa masih akan menurun. Diperkirakan besok Senin (25/3) mencapai level US$ 88,80-US$ 89,60 per metrik ton. Sementara sepekan di rentang US$ 85,00-US$ 94,00 per metrik ton.  Wahyu merekomendasikan sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×