Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Laba PT Indospring Tbk / INDS menguat tajam tahun ini. Kuartal 2 2015, mereka hanya mendapatkan laba Rp 3,9 miliar, setahun kemudian naik menjadi Rp 25,8 miliar.
Direktur Indospring Bob Budiono mengatakan, capaian laba INDS yang naik tajam ini tak lain adalah karena gross profit yang lebih bagus akibat harga bahan baku baja yang cenderung turun. Walhasil, harga unit produksi menurun.
“Ada pengetatan juga pada biaya produksi lain dan penguatan rupiah versus dolar AS. Terjadi laba kurs,” kata Bob kepada KONTAN, Rabu (8/10).
Bob menjelaskan, pasar domestik menyumbang 60%, dan sisanya untuk ekspor. Pasar domestik terbagi menjadi dua pasar, yakni pasar Original Equipment Manufacturer (OEM) yang mencakup kendaraan niaga dan After Market (AM) yang mencakup penggantian onderdil.
Nah, pasar domestik cenderung tertekan. "Sejak harga komoditas tertekan, pasar kendaraan niaga dan onderdilnya tertekan, sehingga kami optimalkan pasar ekspor,” kata Bob.
Sejauh ini ekspor INDS masih tetap berjalan ke beberapa negara yang paling kuat mengekspor, yaitu Jepang, Korea, Amerika, dan Thailand. Serta ke negara lainnya seperti Australia, Rusia, dan Malaysia.“Secara umum, kecuali Afrika kami sudah masuk. Semoga Eropa dan Tiongkok dua tahun lagi,” ujarnya.
Sementara itu, belanja modal INDS untuk tahun ini sebesar Rp 50 miliar hanya digunakan untuk pemeliharaan mesin yang ada. “Kami fokus maintenance mesin yang sudah ada agar tetap produktif. Utilitasnya sendiri masih 60% sampai 70% di mana masih belum ada peningkatan,” katanya.
Saat ini dari kapasitas pabrik INDS adalah 108.000 ton per tahun dengan volume penjualan 70.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News