Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Terlepas dari itu, Andrianto melihat dengan posisi harga DOC saat ini sekitar Rp7.9 ribu/ekor pada pertengahan Mei, maka diperkirakan harga ayam broiler mungkin akan meningkat untuk bertahan hingga Juni 2024.
Andrianto memperkirakan, harga DOC dan broiler yang kuat pada kuartal kedua akan mendukung pertumbuhan laba bersih CPIN menjadi Rp 1,4 triliun atau naik 103%qoq. Harga ayam broiler dan DOC juga dinilai sudah berada di atas estimasi.
Pada saat yang sama, margin EBITDA segmen makanan olahan direvisi turun menilai risiko persediaan makanan olahan yang tinggi. Singkatnya, Indo Premier Sekuritas merevisi nak laba bersih CPIN sebesar 8,2% menjadi Rp 3,8 triliun di tahun 2024.
Baca Juga: Ekspor Charoen Pokphand (CPIN) ke 5 Negara Tembus 1.000 Kontainer
“Harga DOC dan broiler yang kuat akan mengimbangi lesunya segmen makanan olahan CPIN,” ungkap Andrianto dalam riset 21 Mei 2024.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menilai, kinerja progresif CPIN masih bisa berlanjut hingga akhir tahun. Optimisme ini karena permintaan ayam broiler ataupun DOC masih tetap tinggi sebagai salah satu daging yang paling banyak dikonsumsi.
Apalagi, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (NFA) mengeluarkan peraturan baru untuk melonggarkan acuan harga daging broiler, telur, dan jagung. Kebijakan ini dipandang akan mendukung tren harga jual ayam di pasar saat harga bahan baku masih tinggi.
Peraturan tersebut mengatur harga referensi ayam hidup atau live bird sebesar Rp23.000-25.000/kg dari sebelumnya Rp21.000-23.000/kg di Peraturan 2022. Selain itu, harga jagung dipatok seharga Rp5.800/kg dari sebelumnya Rp5.000/kg, harga referensi telur sebesar Rp24.000-26.500/kg dari sebelumnya Rp22.000-24.000/kg.
“Pelonggaran ini seharusnya akan berdampak positif untk CPIN karena ada berbagai tantangan bahan baku saat kondisi harga makanan dan energi volatil,” imbuh Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).
Baca Juga: Menyasar Gen Z, Chaoren Pokphand Meluncurkan Produk Fiesta Ready To Go
Di sisi lain, Nafan melihat, kondisi suku bunga tinggi masih menciptakan kondisi ketidakpastian (uncertainity) yang berpengaruh bagi perekonomian global. Namun demikian, kondisi ekonomi domestik sendiri dinilai masih cukup stabil dan resilien.