kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45889,70   15,31   1.75%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Aset Kripto Kompak Turun, Begini Proyeksi Harga ke Depan


Minggu, 23 Juni 2024 / 22:52 WIB
Harga Aset Kripto Kompak Turun, Begini Proyeksi Harga ke Depan
ILUSTRASI. Pasar kripto sideways dengan kecenderungan menurun dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH) dan Binance (BNB) kompak turun.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto sideways dengan kecenderungan menurun dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH) dan Binance (BNB) kompak turun.

Harga Bitcoin turun kembali berada di bawah US$ 65.000, masih jauh dari level tertingginya di level US$ 73.750 yang dicapai pada 14 Maret 2024.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Minggu, (23/6) pukul 22.00 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar seperti Bitcoin turun 0,26% dalam 24 jam terakhir di level US$ 64.089 per koin. 

Hal serupa terjadi pada ETH yang juga merosot 0,59% menjadi US$ 3,480 per koin. Sedangkan Binance terkoreksi 0,10% dalam 24 jam dibanderol dengan harga US$ 586 per koin. 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, sentimen yang membuat pasar kripto mengalami penurunan atau sideways karena saat ini pelaku pasar masih menimbang data ekonomi yang masuk dengan mencari isyarat mengenai penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS). 

Pasalnya, data ekonomi terbaru AS soal pasar tenaga kerja yang stabil juga mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Fed pada bulan September. CME FedWatch Tool menunjukkan peluang 35,9% bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga pada bulan September, naik dari 33,0% pada Kamis (20/6).

Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Menyentuh US$ 64.000, Simak Sentimen dan Prospeknya ke Depan

Panji menjelaskan secara rinci, penurunan harga Bitcoin saat ini cukup wajar terjadi setelah kenaikan harga yang signifikan. Hal itu karena banyak investor yang mengambil keuntungan mereka, sehingga menyebabkan penurunan harga sementara.

Secara teknikal, kata dia, BTC tetap di bawah EMA 50 hari dan bertahan di atas EMA 200 hari, mengonfirmasi tren harga jangka pendek yang bearish namun bullish dalam jangka panjang. Penembusan BTC di atas EMA 50 hari dapat membuat pembeli naik ke level resistensi US$ 69.000.

Panji pun memprediksi, BTC berpotensi mencapai kisaran US$ 80.000 hingga US$ 100.000 pada akhir tahun 2024 dengan adopsi terus meningkat, khususnya mulai disetujui ETF Bitcoin spot di berbagai negara. Baru-baru ini Australia telah mulai memperdagangkan ETF Bitcoin spot dan dari Asia Thailand.

Sedangkan Ethereum, Panji mengatakan, penurunannya terjadi karena mengikuti harga Bitcoin yang juga terkoreksi. Selain itu, munculnya blockchain baru dengan biaya dan kecepatan transaksi lebih rendah, seperti Solana, menjadi tantangan untuk Ethereum. 

“Solana menawarkan biaya lebih murah dan cepat, terbukti dengan transaksi yang sempat melampaui Ethereum karena meningkatnya transaksi memecoin di Solana,” kata Panji kepada Kontan.co.id, Minggu (23/6). 

Meski demikian, Panji bilang, Ethereum sebenarnya telah mendapatkan angin segar dengan disetujuinya ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat beberapa minggu lalu, dan dikabarkan akan mulai diperdagangkan pada awal Juli 2024. 

Kemudian, pada Rabu (19/6), Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah memutuskan untuk menghentikan investigasinya terkait apakah ETH merupakan sekuritas, yang menjadi kemenangan besar bagi industri kripto.

“Dua sentimen tersebut akan menjadi katalis positif ETH untuk mencetak new all time high pada akhir tahun 2024 dengan prediksi harga ETH bisa berada di kisaran US$ 5,500 hingga US$ 6,500 pada akhir tahun,” imbuhnya. 

Sementara itu, penurunan BNB saat ini terjadi setelah mencapai all-time highpada Kamis (6/6) lalu, yang disebabkan oleh aksi profit taking, serta persaingan dari blockchain lain dan sektor baru yang lebih menarik seperti Artificial Intelligence dan Real World Asset. 

Namun, menurut Panji, meski terjadi penurunan saat ini, prospek jangka panjang untuk BNB tetap positif, terutama dengan berbagai inisiatif dan pengembangan baru dalam ekosistem BNB Chain. 

“Setiap minggu, BNB Chain menyambut proyek baru dalam berbagai bidang seperti DeFi, SocialFi, dan game Web3, menunjukkan pertumbuhan dan diversifikasi berkelanjutan,” imbuhnya. 

Panji memprediksi BNB untuk akhir tahun berpotensi mencapai US$ 750 hingga US$ 900 per koin. 

Baca Juga: Investor Gen Z Beralih ke Aset Kripto Pasca BEI Berlakukan FCA?

Panji melihat, dengan fundamental yang kuat dari Bitcoin, Ethereum, dan BNB dapat mendukung kenaikan harga pada akhir tahun 2024. Hal tersebut juga didukung dengan situasi makro yang akan lebih baik pada semester kedua 2024 dengan Federal Reserve yang akan memangkas suku bunga acuannya.

Menurut alat CME FedWatch Tool, memperkirakan pada FOMC September 2024 terdapat peluang 59,50% The Fed akan mulai memangkas suku bunganya sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 5,00% - 5,25%.

Selanjutnya: Riset Ipsos Potret Konsumen Indonesia Semakin Selektif Memilih Platform E-commerce

Menarik Dibaca: Telur Bertahan Berapa Lama di Luar Kulkas?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×