kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga aluminium masih kuat mendaki


Senin, 13 Februari 2017 / 07:39 WIB
Harga aluminium masih kuat mendaki


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga aluminium masih terus menguat. Harga logam ini masih bertahan di atas level US$ 1.800 per metrik ton. Tapi, koreksi mulai mengintai harganya.

Jumat (10/2), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 1,29% ke level US$ 1.874 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga aluminium sudah melambung 2,15%.

Andri Hardianto, Research and Analyst Asia Tradepoint Futures, mengungkapkan, harga aluminium terus naik berkat kenaikan surplus neraca perdagangan China. Surplus neraca perdagangan China di Januari 2017 naik dari 275 miliar yuan menjadi 355 miliar yuan.

Angka ini menambah spekulasi positif akan kenaikan permintaan aluminium dari Negeri Tirai Bambu. "Saat ini katalis positif dari China memang sentimen utama yang membuat harga aluminium mampu mempertahankan kenaikan harga," ujar Andri.

Sebelumnya, pemerintah China mengharuskan produsen tambang aluminium di provinsi Shandong, Henan, Hebei dan Shanxi menghentikan produksi selama musim dingin. Padahal keempat provinsi ini memasok 20% produksi aluminium China. Ini akan berimbas positif pada harga. "Tapi, kekhawatiran kenaikan produksi dan terjadinya surplus global tetap ada dan membayangi pergerakan harga," papar Andri.

Produsen aluminium asal Norwegia, Norsk Hydro, memperkirakan produksi aluminium dari China akan naik sekitar 7%-9% di 2017. Ini jauh lebih tinggi dari 2016 yang naik 3,7%.

Norsk membuat proyeksi tersebut lantaran beberapa tambang aluminium baru di China, seperti di Shandong wilayah Timur, Guizhou di Tenggara dan Inner Mongolia di Utara, akan segera aktif. Tidak hanya itu, pertumbuhan permintaan aluminium di China diprediksi turun. Di 2016, permintaan aluminium naik 7,4%. Tahun ini, permintaan diprediksi cuma naik 4%-6%. "Jadi tetap perlu waspada, terutama karena kenaikan sudah tajam dan bisa ada profit taking," kata Andri.

Alcoa Inc memperkirakan, akan terjadi surplus aluminium sekitar 400.000-800.000 ton tahun ini, dengan pertumbuhan kenaikan produksi 4%. Meski demikian, penjualan Alcoa di kuartal IV-2016 naik 4% dibanding kuartal IV-2015 dan naik 12% dibanding kuartal III-2016. Sentimen kenaikan ini akan menopang harga dalam jangka pendek. "Ada peluang di kuartal I-2017 ini harga aluminium naik menembus level US$ 1.900 per metrik ton," tambah Andri.

Andri memprediksi harga aluminium akan bergerak di kisaran US$ 1.855-US$ 1.885 per metrik ton. Dalam sepekan ke depan, harga akan bergerak di kisaran US$ 1.830 hingga US$ 1.880 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×