CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Hadapi Tekanan Margin, Begini Proyeksi Kinerja XLSmart Telecom (EXCL) ke Depan


Kamis, 20 November 2025 / 18:12 WIB
Hadapi Tekanan Margin, Begini Proyeksi Kinerja XLSmart Telecom (EXCL) ke Depan
ILUSTRASI. Meskipun rugi pasca merger, EXCL diproyeksi tumbuh kuat di segmen seluler, enterprise, dan home.  (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) masih mencatat rugi sepanjang Januari – September 2025 pasca merger XL Axiata dan SMartfren. Meski begitu, aksi korporasi tersebut diproyeksi menjadi katalis pendorong kinerja jangka panjang. 

EXCL membukukan pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun per kuartal III – 2025, naik 20,44% secara year on year (yoy). Namun EXCL masih mencatat rugi Rp 2,6 triliun, berbalik dari laba bersih sebesar Rp 1,31 triliun, sebelum terjadinya merger.  

Kepala Riset Ina Sekuritas, Arief Machrus mencatat pertumbuhan EXCL yang kuat di segmen seluler, perusahaan, dan home segmen. Di segmen Seluler, merek XL, AXIS, dan Smartfren memperkuat kehadiran pasarnya, dengan pengguna aktif bulanan di MyXL, AXISNet, dan mySmartfren meningkat 21% yoy menjadi 39,1 juta. 

Segmen perusahaan melangkah maju dengan peluncuran ESTA pada Juli 2025, yang menawarkan solusi IoT, cloud, keamanan siber, dan otomatisasi terintegrasi. Kualitas jaringan membaik, dengan kecepatan unduh naik 71% dan jangkauan Smartfren naik 38%. 

Baca Juga: ARPU Pelanggan Diproyeksi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham XLSmart (EXCL)

“Home Segmen terus berkembang, dengan XL Satu melayani hampir satu juta rumah tangga dan memperkuat kepemimpinannya dalam broadband tetap (fixed-broadband),” kata Arief dalam risetnya pada 17 November 2025. 

Arief melihat tahap pasca-merger EXCL menghadirkan tantangan, dengan biaya integrasi satu kali, depresiasi yang dipercepat, dan penurunan nilai aset yang menyebabkan rugi bersih pada kuartal II – 2025. Metrik pelanggan terdistorsi sementara, dan rata-rata pendapatan per pengguna atau Average Revenue Per User (ARPU) gabungan menurun karena basis imbal hasil Smartfren yang lebih rendah. 

Meskipun demikian, Arief melihat persaingan mulai stabil, dan tonggak awal, menunjukkan eksekusi yang solid. Pada kuartal-kuartal mendatang, sinergi dari peluncuran Multi-Operator Core Network (MOCN), penggabungan spektrum, konsolidasi vendor, dan rasionalisasi menara sebesar 15% – 20% diperkirakan akan meningkatkan efisiensi, berkontribusi sebesar US$ 150 juta – US$ 200 juta pada tahun 2025. 

“EXCL terus menghadapi tekanan margin jangka pendek dari biaya integrasi, yang menyebabkan kerugian bersih Rp 2,6 triliun pada kuartal III – 2025,” ucap Arief. 

Namun, manfaat skala mulai terlihat, dengan BTS naik 27% yoy dan lokasi 4G naik 45% yoy. Margin EBITDA tahun 2025 diperkirakan berada di kisaran rendah hingga menengah 40%, didukung oleh sinergi 2025 yang meningkatkan profitabilitas dan ARPU. 

Baca Juga: Simak Prospek Sampoerna Agro (SGRO) Setelah Diakuisisi Posco International

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su menilai ARPU EXCL di kuartal IV berpotensi terjaga akibat dari perbaikan industri yang berpotensi menaikkan data yield, tapi di-offset dengan bonus liburan akhir tahun. Namun Harry mengingatkan tantangan EXCL terkait potensi sedikit penurunan subscriber dari efek churn post-merger. Serta daya beli dan data consumption

“Kami mengestimasikan stabilitas di kuartal 4 seiring dengan potensi stabilitas ARPU dan peningkatan data consumption,” kata Harry kepada Kontan, Kamis (20/11/2025). 

Arief memproyeksikan pendapatan EXCL tahun 2025 sebesar Rp 41,73 triliun dan mengalami rugi Rp 1,05 triliun. Adapun pada tahun 2024, EXCL mengantongi pendapatan Rp 34,39 triliun dan laba bersih Rp 1,82 triliun. 

Harry merekomendasikan buy saham EXCL dengan target harga Rp 3.000 per saham. Sedangkan Arief merekomendasikan netral saham EXCL dengan target harga Rp 2.800 per saham.

Selanjutnya: Jababeka (KIJA) Perkuat Transformasi Digital Logistik lewat Cikarang Dry Port

Menarik Dibaca: WINGS Group dan Alfamart Hadirkan Akses Kesehatan untuk 20 Ribu Ibu dan Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×