kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi tantangan industri, Indika Energy (INDY) mulai garap bisnis teknologi


Kamis, 17 Oktober 2019 / 20:35 WIB
Hadapi tantangan industri, Indika Energy (INDY) mulai garap bisnis teknologi
ILUSTRASI. PT Indika Energy Tbk (INDY)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk mulai melirik bisnis lain di luar penambangan batubara. Emiten berkode INDY ini pun telah memiliki dua anak usaha yang bergerak di bidang teknologi.

Kedua anak usaha yang dimaksud adalah PT Xapiens Teknologi Indonesia (Xapiens) serta PT Zebra Cross Teknologi (ZebraX).

Head of Corporate Communications INDY Leonardus Herwindo mengatakan, pada dasarnya INDY berupaya terus melihat peluang untuk diversifikasi usaha selain penambangan batubara yang menjadi bisnis utama perusahaan ini.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) sebut tambang emas Awak Mas siap beroperasi medio 2022

Ia pun menilai, efisiensi operasional dan daya saing menjadi tantangan terbesar dalam perindustrian di Indonesia saat ini.

“Dengan biaya yang semakin tinggi, apabila tidak diiringi langkah efisiensi maka total biaya per unit operasi, barang, atau produksi juga meningkat,” ungkapnya, Kamis (17/10).

Karena itu, penting bagi pihak INDY untuk segera mengadaptasi teknologi secara optimal berhubung dunia industri 4.0 sudah di depan mata. Lantas, keberadaan Xapiens dan ZebraX menjadi bentuk upaya INDY untuk menangkap peluang bisnis di bidang teknologi.

Baca Juga: Ini alasan Indika Energy (INDY) tambah kepemilikan saham di perusahaan tambang emas

Baik Xapiens dan ZebraX didirikan oleh INDY pada tahun 2018 silam. Xapiens bergerak di bidang layanan informasi, komunikasi, dan teknologi.

Bisnis perusahaan ini juga mencakup IT user support, enterprise IT, dan IT business consulting. Adapun ZebraX bergerak di bidang eksplorasi teknologi 4.0 untuk keperluan bisnis melalui otomasi dan analisis data.

Kedua perusahaan ini diharapkan mampu mendorong proses efisiensi secara digital sesuai dengan teknologi yang terus berkembang. “Misalnya analisis berbasis teknologi untuk menghemat biaya operasional dalam pengangkutan hasil tambang,” jelas Leonardus.

Ia menambahkan, nantinya Xapiens dan ZebraX tak hanya mengaplikasikan layanannya untuk INDY, melainkan juga untuk industri lainnya di Indonesia.

Baca Juga: Ini kata analis soal INDY tambah saham di perusahaan tambang emas

Leonardus tidak menyebut secara rinci besaran kontribusi pendapatan Xapiens dan ZebraX terhadap pendapatan INDY selaku induk usaha. Yang pasti, bisa dibilang bahwa kontribusi kedua perusahaan teknologi tersebut masih tergolong kecil.

Pasalnya, lebih dari 80% pendapatan INDY masih berasal dari sektor penambangan batubara. “Ini artinya kontribusi dari sektor non-batubara saat ini masih tergolong minim,” imbuh dia.

Kendati demikian, ia menyebut, INDY berkomitmen untuk meningkatkan porsi pendapatan di luar batubara. Terhitung sejak 2018 hingga lima tahun ke depan, manajemen INDY menargetkan 25% pendapatannya dapat berasal dari bisnis non-batubara.

Porsi pendapatan segmen non-batubara ini tak hanya berasal dari bisnis teknologi. Di luar itu, INDY juga tengah mempersiapkan rencana masuk ke bisnis penambangan emas melalui proyek Awak Mas di Sulawesi Selatan. Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap studi kelayakan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×