kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gunung Raja Paksi (GGRP) menggulung laba dari baja


Jumat, 27 September 2019 / 14:32 WIB
Gunung Raja Paksi (GGRP) menggulung laba dari baja


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri peleburan dan penggilingan baja PT Gunung Raja Paksi Tbk resmi menjadi perusahaan milik publik, Kamis (19/9), pekan lalu. Perusahaan berkode saham GGRP ini memproduksi baja batangan, lembaran, dan gulungan. Adapun baja gulungan meliputi slab, billet, beam blank, bloom, serta turunannya yaitu hot rolled plate & coil. GGRP juga memproduksi baja profil seperti angle, WF, H-Beam, dan turunannya.

Perusahaan ini awalnya bernama PT Gunung Naga Mas yang didirikan pada tahun 1990. Satu tahun kemudian, baru dinamai PT Gunung Raja Paksi. Saat ini GGRP berkedudukan di Cikarang Barat, dengan kapasitas produksi sebesar 2,8 juta ton baja per tahun.

Usai melantai, emiten berkode saham GGRP ini membidik laba pada 2020 mencapai US$ 38,5 juta. Cukup agresif, angka tersebut naik 48% secara tahunan (yoy) dari target laba tahun ini yang ditetapkan US$ 26 juta.

Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Alouisius Maseimilian berani menetapkan target agresif tersebut karena dua hal yaitu kebutuhan baja masih akan terus tumbuh dan adanya efisiensi internal. GGRP memproyeksikan kebutuhan baja akan terus meningkat setiap tahunnya di kisaran 7%-9%. 

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Targetkan Penjualan US$ 906,64 Juta

Sehingga tahun ini, diprediksi kebutuhan bisa mencapai 16,01 juta ton atau 61 kg per kapita, dari kebutuhan tahun 2018 yang mencapai 15,08 juta ton atau 57 kg per kapita.

“Jadi, pertumbuhan masih ada dan ke depannya masih akan tumbuh,” ujar dia.

Perusahaan yang berdiri pada tahun 1990 ini menargetkan bisa meningkatkan volume penjualan baja sebesar 3,3% menjadi 1,25 juta ton. Dengan proyeksi harga baja sekitar US$ 724 per ton, maka GGRP menargetkan pendapatan pada 2019 mencapai US$ 906,64 juta. Sementara itu untuk tahun 2020, dia menargetkan penerimaan bisa mencapai US$ 950 juta.

Berdasarkan data GGRP tahun 2018, mayoritas produksinya yakni sekitar 95,74% diserap oleh pasar dalam negeri. Adapun 60% penjualan dilakukan terhadap retail dan 40% untuk proyek. Adapun, pemerintah yang telah bemitra dengan GGRP antara lain Pertamina dan PLN. 

Di dalam negeri, penjualan produk GGRP untuk flat product berkisar 50% sedangkan long product mencapai 45%.

Sementara itu, sekitar 4,26% diserap oleh pasar ekspor atau sekitar US$ 40 juta dari US$ 860 juta. Negara-negara tujuan ekspor GGRP antara lain Filipina, Malaysia, Australia dan Amerika Serikat. 




TERBARU

[X]
×