Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiara Marga Trakindo kini mengempit 53,55% saham PT ABM Investama Tbk (ABMM). Sebelumnya, Tiara Marga Trakindo hanya memiliki 23,11% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor.
Perubahan kepemilikan ini terjadi setelah Tiara Marga Trakindo membeli 838,21 juta saham ABMM. Jumlah itu setara 30,44% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan. Harga pembelian dilakukan di harga Rp 1.430 per saham. Sehingga, total transaksi ini senilai Rp 1,19 triliun.
Pembelian ini bertujuan untuk restrukturisasi internal, sehingga tidak terjadi perubahan pengendalian di tubuh ABMM.
Dengan pembelian saham ABMM oleh Tiara Marga Trakindo, kepemilikan Valle Verde Pte. Ltd di tubuh ABMM pun menyusut.
Sebelumnya, VVPL telah memiliki kepemilikan saham secara langsung di ABMM sejumlah 1,54 miliar saham atau setara 55,95% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor. Setelah transaksi per 17 November 2021, kepemilikan VVPL menjadi 702,34 saham atau setara 25,51%.
Baca Juga: Tiara Marga Trakindo Kini Jadi Pemegang Mayoritas di ABM Investama (ABMM)
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, pihaknya menyambut positif kehadiran Tiara Marga Trakindo menjadi pemegang saham mayoritas. Sebab, banyak benefit berupa sinergi yang bisa dimanfaatkan oleh ABMM dengan bertambahnya porsi kepemilikan Tiara Marga Trakindo.
Salah satu sinerginya antara lain dukungan dari share holder terhadap penyediaan alat berat. “ Mereka bisa membantu ABMM untuk bertumbuh” terang Adrian kepada Kontan.co.id, Rabu (24/11).
Adrian optimistis kinerja ABMM akan moncer tahun ini. Sebab, sejauh ini harga batubara masih berada di level yang sangat baik. Meski tidak menyebut angka pasti, Adrian menuturkan pertumbuhan operasional ABMM sudah berada di atas target apa yang dicanangkan. “Kemudian ditambah dukungan kenaikan harga batubara yang luar biasa,” pungkas dia.
ABMM juga terus mengembangkan kontrak-kontrak yang sudah ada. Adrian menyebut, kontrak-kontrak eksisting ini terus bertumbuh. Sehingga, tanpa mendapatkan kontrak baru pun, pertumbuhan kinerja ABMM sudah cukup stabil.
Kilas balik, pada akhir Oktober 2021, anak usaha ABMM yakni PT Cipta Kridatama kembali meraih kontrak kerjasama jasa pertambangan terbarunya dengan PT Borneo Indobara, yang merupakan anak usaha dari PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Penandatanganan kontrak kerja sama antara Cipta Kridatama dan Borneo Indobara berdurasi sampai dengan tahun 2025.
Baca Juga: Transaksi Pindah Kantong Saham ABMM Ala Keluarga Hamami, Nilai Rp 1,20 Triliun
Kontrak ini merupakan lanjutan dari kerja sama yang terjalin antara Grup ABM dan GEMS sejak proyek di PT Kuansing Inti Makmur, PT Karya Cemerlang Persada, PT Bungo Bara Utama, dan PT Bungo Bara Makmur (KIM Grup).
Lokasi pertambangan Borneo Indobara terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam kontrak kerja sama tersebut, Cipta Kridatama akan melakukan penambangan untuk pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) dengan total produksi mencapai 84 juta bank cubic meter (bcm) sampai dengan Desember 2025.
Terima pinjaman dari bank pelat merah
ABMM telah menerima pencairan fasilitas kredit dari dua bank miliki Negara, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Kedua emiten perbankan ini memberi fasilitas pinjaman senilai US$ 100 juta
ABMM menerima kredit ini pada Jumat (19/11). Dalam keterangannya di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (23/11), Sekretaris Perusahaan ABMM Rindra Donovan mengatakan, penerimaan pinjaman ini menyebabkan perubahan kewajiban pembayaran keuangan ABMM.
Baca Juga: Simak prospek bisnis ABM Investama (ABMM) sampai tutup tahun 2021
“Serta sebagai dana segar yang akan dipergunakan untuk membayar sisa surat utang milik Perseroan yang jatuh tempo pada tahun 2022,” tulis Rindra.
Adrian menjelaskan, ABMM memiliki bond sebesar US$ 350 juta yang jatuh tempo pada 2022. ABMM berencana untuk me-refinancing senilai US$ 350 juta tahun ini.
Sebanyak US$ 200 juta berasal dari penerbitan bonds, sebanyak US$ 100 juta dari berasal dari bank, kemudian sebanyak US$ 50 juta berasal dari kas internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News