kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

Grup Merdeka Ungkap Prospek Kinerja MDKA dan MBMA Beserta Proyek Ekspansinya


Senin, 16 Desember 2024 / 19:55 WIB
Grup Merdeka Ungkap Prospek Kinerja MDKA dan MBMA Beserta Proyek Ekspansinya
Head of Corporate Communications Merdeka Copper Gold Tom Malik (tengah), Chief External Affairs Merdeka Copper Gold Boyke Poerbaya Abidin (kiri) dan Direktur Bumi Suksesindo Cahyono Seto dalam Temu Media, Senin (16/12).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Merdeka optimistis kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal membaik di sisa tahun ini. 

MDKA dan MBMA pun masih fokus menggarap sejumlah proyek ekspansi agar bisa tuntas sesuai target.

Head of Corporate Communications Merdeka Copper Gold Tom Malik belum membeberkan secara rinci bagaimana performa top line dan bottom line MDKA dan MBMA hingga kuartal III-2024. 

Sebab, laporan keuangan periode sembilan bulan pertama tahun 2024 dari kedua emiten tersebut baru akan terbit pada tengah pekan ini.

Baca Juga: Boy Thohir Kian Tajir, Cek Prospek Kinerja Emiten Miliknya dan Rekomendasi Analis

"Laporan keuangan kuartal III-2024 rencananya (rilis) minggu ini, kemungkinan Rabu. Tunggu saja, bocoran (hasilnya) cukup bagus. MDKA dan MBMA setiap tahun punya target, cukup on track," terang Tom dalam Temu Media yang digelar Senin (16/12).

Sebelumnya, MDKA telah menyampaikan kinerja operasional dari sisi produksi dan penjualan tiga komoditas andalannya. 

Pada komoditas emas, total produksi MDKA hingga kuartal III mencapai 80.043 ounces, yang sejalan dengan target produksi tahun ini di rentang 100.000 - 120.000 ounces.

Pada komoditas nikel, MBMA melalui tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) memacu produksi dengan mencapai rekor sebesar 3,70 juta wet metrick ton (wmt) limonit dan 1,04 juta wmt saprolit pada kuartal III-2024. Meningkat masing-masing sekitar 106% dan 142% dibandingkan kuartal II-2024.

Hingga kuartal III-2024, produksi limonit mencapai 6,69 juta wmt dan saprolit sebesar 1,93 juta wmt. Sementara itu, total produksi pada fasilitas pengolahan nikel mencapai 33.536 ton pada kuartal III-2024.

Terdiri dari 20.557 ton dalam Nikel Pig Iron (NPI) dan nikel matte kadar rendah (Low Grade Nickel Matte/LGNM) serta 12.979 ton dalam High Grade Nickel Matte (HGNM). Jika diakumulasi, produksi sampai dengan kuartal III-2024 mencapai 63.339 ton NPI dan 38.422 ton LGNM.

Hasil itu masih dalam rentang target produksi NPI sebanyak 80.000 - 85.000 ton dan target 50.000 - 55.000 ton LGNM pada tahun ini. Sedangkan dari komoditas tembaga, produksi MDKA dari Tambang Wetar mencapai 10.483 ton sampai kuartal III-2024. 

Dari kinerja operasional tersebut, MDKA meraup pendapatan senilai US$ 574,9 juta pada kuartal III-2024. Jika diakumulasi dalam periode sembilan bulan, MDKA meraup pendapatan sebesar US$ 1,67 miliar. 

Sementara itu, MBMA meraup pendapatan sebesar US$ 1,37 miliar sampai kuartal III-2024. Sebagai gambaran, jika dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan MDKA dan MBMA masing-masing mengalami pertumbuhan 42,73% dan 57,69%.

Baca Juga: Agresif di BEI, Boy Thohir Makin Tajir

Tom membenarkan, pergerakan harga komoditas global memengaruhi kinerja MDKA dan MBMA. Contohnya komoditas emas yang pada tahun ini mengalami lonjakan harga. Adapun, harga jual rata-rata emas MDKA berada di level US$ 2.406 per ounces.

Di tengah dinamika harga komoditas global, Tom menegaskan Grup Merdeka akan fokus mengejar produksi sesuai target di sisa tahun ini. 

"Harga emas tinggi kan bukan berarti kami bisa nge-gas produksi. Tergantung dari izin dan kapasitas terpasang. Jadi (produksi) nggak bisa ditambah dengan cepat," ungkap Tom.

Proyek MDKA dan MBMA

Pada saat yang sama, kedua emiten yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Garibaldi Thohir ini sedang menggarap sejumlah proyek ekspansi. 

Chief External Affairs Merdeka Copper Gold Boyke Poerbaya Abidin tiga proyek besar yang sedang digarap oleh Grup Merdeka.

Meliputi Proyek Emas Pani, Proyek Tembaga Tujuh Bukit dan ekspansi nikel melalui MBMA. Pada Proyek Emas Pani, Boyke mengungkapkan proyek yang berlokasi di Gorontalo tersebut masih sesuai target untuk memulai produksi pada awal tahun 2026.

"Fokus menyelesaikan konstruksi sampai akhir tahun 2025, dan produksi emas pertama direncanakan pada awal 2026. Sampai sekarang berjalan sesuai rencana," ungkap Boyke.

Mengandung lebih dari 6,9 juta ounces emas, MDKA akan menambang Pani secara bertahap hingga bisa mencapai tingkat produksi puncak di level 500.000 ounces emas per tahun. Pada tahap awal, MDKA menargetkan produksi emas sekitar 150.000 ounces pada tahun 2026 dan 300.000 ounces di tahun-tahun berikutnya.

Baca Juga: Anak Usaha Emiten Energi & Tambang Berkinerja Apik, Ini Saham yang Layak Dilirik

Berlanjut ke proyek tembaga Tujuh Bukit, Tom mengungkapkan proses study masih terus berlanjut. Tom bilang, proyek tambang bawah tanah yang berlokasi di Banyuwangi ini memerlukan persiapan yang matang karena memiliki kompleksitas tinggi.

"Bahkan kedalaman pertamanya sudah di bawah permukaan laut. Jadi banyak study yang perlu dilakukan untuk memastikan secara ekonomis, keselamatan dan biaya yang masuk akal," kata Tom.

Sementara dari komoditas nikel, MBMA melalui PT Meiming New Energy Material tengah melaksanakan commissioning pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 25.000 ton per tahun yang berlokasi di Kawasan Industri milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). 

Proses commissioning pabrik HPAL PT Meiming saat ini masih memanfaatkan fasilitas Feed Preparation Plant (FPP) yang ada di IMIP. Nantinya, pabrik HPAL akan beralih memanfaatkan fasilitas FPP di tambang nikel milik anak usaha MBMA, yakni SCM setelah selesai dibangun pada pertengahan 2025.

Pada proyek lainnya, proses commissioning pabrik asam sulfat (Acid, Iron, Metals atau AIM) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia masih berjalan. Commissioning Train 1 telah menghasilkan 77.555 ton asam sulfat.

Kemudian Train 2 telah menjalani commissioning pada bulan September 2024 dan menghasilkan 4.478 ton asam sulfat. Selain itu, pembangunan pabrik katoda tembaga juga memasuki tahap akhir. Beberapa bagian dan peralatan produksi telah mulai memasuki fase commissioning selama kuartal ini.

Sedangkan pembangunan pabrik HPAL PT ESG New Energy Material telah mencapai 85%. Commissioning untuk Train A dengan kapasitas 20.000 ton per tahun ditargetkan dimulai pada akhir 2024. Sementara Train B yang akan menambah kapasitas 10.000 ton per tahun diperkirakan akan menyusul pada paruh pertama 2025.

Selanjutnya: Pemudik Diperkirakan Capai 110 Juta, Prabowo Minta Lalu Lintas Saat Nataru Lancar

Menarik Dibaca: MIND ID Dorong Kolaborasi Perkuat Ekosistem Industrialisasi Mineral

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×