kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Grup Bakrie bersih-bersih utang Rp 10,5 triliun


Kamis, 10 Agustus 2017 / 13:13 WIB
 Grup Bakrie bersih-bersih utang Rp 10,5 triliun


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Grup Bakrie masih berupaya bersih-bersih dari utang. Keberhasilan sang anak emas PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam merestrukturisasi utang, turut memacu emiten Grup Bakrie lainnya untuk menuntaskan kewajiban.

Yang sudah terang, ada empat emiten Grup Bakrie yang tengah bernegosiasi dengan para kreditur untuk restrukturisasi utang. Mereka adalah, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).

Jika berjalan lancar, total nilai restrukturisasi itu mencapai Rp 10,5 triliun. Jika dihitung secara keseluruhan, total liabilitas yang berada di tubuh emiten Grup Bakrie mencapai Rp 140 triliun. (lihat tabel)

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) segera merestrukturisasi utang senilai minimal US$ 107,63 juta. Jumlah itu adalah utang ENRG yang jatuh tempo dalam satu tahun. ENRG sejatinya masih menanggung liabilitas US$ 995,6 juta. "Kalau bisa dituntaskan secepatnya," ujar Herwin Herwin Hidayat, Investor Relation ENRG pada KONTAN.

Restrukturisasi utang ini sudah diawali dengan penggabungan nominal saham alias reverse stock. Dengan harga saham yang lebih tinggi, ENRG lebih mudah menukar utang dengan menjadi modal saham.

UNSP juga belum menyerah untuk bernegosiasi dengan kreditur demi memangkas utang Rp 3 triliun. Salah satu opsi restrukturisasi UNSP adalah menukar utang wesel bayar sebesar Rp 1,03 triliun, menjadi saham.

Begitupula BNBR yang tengah menegosiasikan nasib utangnya dengan para krediturnya. BNBR juga sudah mulai merestrukturisasi utang sejak tahun lalu dengan penerbitan obligasi wajib konversi (OWK).

Utang yang berlarut-larut ini akhirnya memang membuat para kreditur lebih memilih mekanisme konversi utang dibandingkan membiarkan perusahaan ini pailit. Riska Afriani, Analis Oso Sekuritas mengatakan, jika menggunakan skema konversi saham, harus ada standby buyer yang siap menyerap saham baru.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, bisnis Grup Bakrie sejatinya masih prospektif. Namun, kepercayaan investor masih belum pulih karena beban utang yang besar.

Menurut Riska, dari sejumlah emiten Bakrie yang tengah memproses restrukturisasi, ENRG menjadi salah satu saham yang menarik dilirik. Ini karena ENRG sudah mulai memangkas utang dan mencetak laba.

Sementara itu, Yudi Ilhamsyah, Analis Samuel Sekuritas, mengatakan, masih ada potensi upside saham ENRG. Sehingga, Ia merekomendasikan buy ENRG dengan target harga Rp 209 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×