Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Beban utang PT Astra International Tbk (ASII) tahun depan akan meningkat seiring geliat ekspansinya. Grup Astra berencana menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp 15 triliun di tahun 2013.
Chief Group Treasury & Investor Relations Astra International, Iwan Hadiantoro menybut, obligasi itu akan diterbitkan anak usaha ASII di bidang pembiayaan, yakni PT Astra Sedaya Finance (ASF), PT Federal International Finance (FIF), PT San Finance, PT Serasi Autoraya (Sera), dan PT Toyota Astra Financial Services (TAF).
Iwan bilang, sebagian besar dana hasil obligasi itu akan digunakan untuk refinancing utang dan modal kerja. "Porsi refinancing bisa 60%-70%," kata dia, baru-baru ini. Komposisi pendanaan dari obligasi ini hanya 30% dari kebutuhan pembiayaan Grup Astra tahun depan, sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 48,025 triliun.
Tahun ini, nilai utang ASII memang juga terus membengkak, namun Iwan menganggap masih wajar. Hingga kuartal III-2012, jumlah penerbitan surat berharga Grup Astra yang terdiri dari obligasi dan medium term notes (MTN) mencapai Rp 13,8 triliun.
Total per September 2012, ASII mencetak utang bersih Rp 41,71 triliun, meningkat 31% dari posisi akhir tahun 2011 senilai Rp 31,79 triliun. Kondisi tersebut menyebabkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) per September 2012 mencapai 50%.
Motor penggerak kinerja Astra tahun 2013 masih dipimpin bisnis otomotif. Makanya mereka akan terus berekspansi dengan menambah kapasitas pabrik. Jodjana Djodi, CEO Toyota Sales Operation Astra Group bilang, pengembangan kapasitas dan jaringan distribusi dilakukan oleh Toyota dan Daihatsu.
Astra berniat menambah kapasitas produksi Astra Daihatsu Motor mencapai 120.000 unit di Karawang, sehingga tahun depan bisa mencapai 450.000 unit. Sedangkan pada Toyota Motor Manufacturing, penambahan kapasitas mencapai 70.000 unit dari produksi saat ini 110.000 unit.
Bisnis infrastruktur
ASII juga akan menambah 20 diler tahun depan dengan investasi Rp 1 triliun. "Ini untuk mempersiapkan demand. Beberapa produk baru seperti Agya dan Alya diharapkan berkontribusi cukup signifikan." jelas Jodjana.
Selain otomotif, ASII juga mengincar akuisisi proyek jalan tol Trans Jawa. Akuisisi ini akan dilakukan lewat anak usahanya, PT Astratel Nusantara. Iwan belum menyebutkan proyek jalan tol yang akan mereka akuisisi itu. Tapi, nilai proyek tol itu sekitar Rp 12 triliun. Akuisisi ini sebagai bagian strategi Astra memperpanjang ruas jalan tol yang dimilikinya menjadi 250 kilometer dari saat ini 140 kilometer.
Astra juga sudah merambah bisnis pembangkit listrik nasional (IPP). Namun, Iwan belum mau menjelaskan kelanjutan proyek yang akan digarap PT United Tractors Tbk (UNTR) itu. "Ini masih tender," jelasnya.
Frederick Daniel Tanggela, analis Trimegah Securities, yakin, bisnis otomotif ASII bisa menyumbang 61% dari total pendapatan tahun depan yang diperkirakan mencapai Rp 205 triliun atau naik 12% dari tahun ini. Dia pun merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 9.000, mencerminkan price earning ratio (PER) 14,2 kali di 2013. Jumat (30/11), harga saham ASII di Rp 7.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News