Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agen stabilisasi harga atau greenshoe PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menuntaskan tugasnya untuk melakukan stabilisasi. Tetapi upaya ini tidak berhasil mendorong harga saham GOTO naik.
Parahnya saham GOTO malah jatuh menuju batas auto rejection pada akhir perdagangan hari ini (27/4).
Berdasarkan data RTI, saham GOTO anjlok 6,45% menuju batas auto rejection bawah alias ARB ke level Rp 290 per saham. Sejak awal perdagangan, saham GOTO langsung turun ke level Rp 300.
Sepanjang perdagangan, saham emiten teknologi ini bergerak di area Rp 290 - Rp 310. Sementara, volume saham yang ditransaksikan sebanyak 2,08 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 614,24 miliar.
Baca Juga: Saham Bukalapak (BUKA) dan Gojek Tokopedia (GOTO) Ditutup Beda Arah di Hari Ini
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), agen stabilisasi saham GOTO, CGS-CIMB Sekuritas mengungkapkan, telah melakukan membeli 75,43 juta saham di harga rata-rata Rp 293,24 pada perdagangan hari ini.
Alhasil, jumlah akumulasi saham GOTO yang telah dibeli dari pasar mencapai 100% dari alokasi saham 6,09 miliar saham. Dengan begitu, berakhirlah tugas CGS-CIMB Sekuritas sebagai agen stabilisasi GOTO.
"Laporan ini merupakan laporan terakhir kami sebagai agen stabilisasi GOTO, dikarenakan saham yang dipergunakan untuk proses stabilisasi harga telah habis dibeli," ungkap Direktur CGS-Sekuritas Sugiharto Widjaja, Rabu (27/4).
Sementara itu, Vice President Infovesta Wawan Hendrayana menyarankan investor untuk wait and see untuk mencermati laporan keuangan kuartal I-2022, yang mana secara fundamental masih merugi. Menurutnya, potensi untuk menarik minat investor adalah dari pertumbuhan baik itu dari pendapatan atau penjualan meski belum profit.
Sementara itu, jika disandingkan perusahaan sejenis, yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) secara fundamental keduanya masih sama-sama merugi. Namun, GOTO dipandang memiliki prospek yang lebih baik.
"Secara prospek yang GOTO dipandang lebih baik, tetapi ini pun dalam jangka panjang tidak ada jaminan akan menghasilkan keuntungan dengan model bisnis yang ada, untuk menjaga momentum growth bisa saja GOTO seperti BUKA berinvestasi pada emiten lain," jelas Wawan saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News