kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   0,00   0,00%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Grand Kartech dan Arita Prima masuk efek syariah


Jumat, 01 November 2013 / 07:50 WIB
Grand Kartech dan Arita Prima masuk efek syariah
ILUSTRASI. Promo Chatime Beli 1 Gratis 1 (dok/Chatime)


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Aset dasar reksadana syariah bakal semakin bertambah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan dua saham yang baru dan sedang menggelar penawaran perdana saham atau initial public offering sebagai efek syariah.

Kedua emiten ini adalah PT Arita Prima Indonesia Tbk dan PT Grand Kartech Tbk. "Dengan dikeluarkannya keputusan Dewan Komisioner OJK tersebut, maka efek tersebut masuk dalam daftar efek syariah," kata Nurhaida, Dewan Komisioner OJK Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, belum lama ini.

Kedua perusahaan ini masuk dalam daftar efek syariah setelah memenuhi kriteria efek syariah. Dengan penetapan ini, total jumlah saham syariah dalam daftar efek syariah hingga kini menjadi 310 saham.

Jumlah saham yang masuk dalam daftar efek syariah naik dari tahun ke tahun. Tahun lalu, terdapat 321 saham yang masuk efek syariah.

Dana kelolaan reksadana syariah juga semakin tumbuh. OJK mencatat, total dana kelolaan reksadana syariah pada akhir September 2013 mencapai Rp 9,35 triliun atau menyumbang porsi 4,88% dari total dana kelolaan industri reksadana yang mencapai Rp 191,80 triliun. Nominal tersebut naik ketimbang akhir 2012 yang hanya Rp 8,05 triliun atau sekitar 3,79% dari total nilai kelolaan reksadana yang sekitar Rp 212, 59 triliun.

Dari sisi jumlah, produk reksadana syariah juga naik. Akhir September 2013, jumlah produk reksadana syariah mencapai 62 produk atau naik dibandingkan posisi akhir tahun yang baru 58 produk.

Agus Yanuar, Direktur Utama PT Samuel Aset Manajemen mengatakan, pihaknya memiliki kebijakan memilih saham-saham sektor seperti makanan, bahan bangunan, konstruksi, komunikasi, real estate, dan consumer goods untuk produk reksadana campuran syariah kelolaannya, SAM Syariah Berimbang. Per akhir September 2013, beberapa portofolio saham pada produk ini antara lain saham TLKM, INDF, SMGR, dan UNVR.

Untuk produk reksadana saham SAM Sharia Equity Fund, Samuel juga memutar aset dasar pada saham-saham yang sama. "Setelah diluncurkan 18 Januari 2013, SAM Sharia Equity Fund memberikan return sebesar 12,97% hingga 30 September dibandingkan Jakarta Islamic Indeks yang minus 4,85%," tutur Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×