Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Operator bioskop dalam negeri, PT Graha Layar Prima Tbk, optimistis bisnis hiburan tetap ceria. Oleh karena itu, operator bioskop CGV Cinemas membidik laba Rp 36 miliar tahun ini atau naik menjadi tiga kali lipat dari realisasi tahun lalu.
Graha Layar Prima belum merilis laporan keuangan setahun penuh di 2017. Namun perusahaan berkode saham BLTZ di Bursa Efek Indonesia itu memproyeksikan bisa mencatatkan laba sekitar Rp 12 miliar. Jika terbukti benar, catatan laba itu merupakan posisi positif pertama dalam lima tahun terakhir. Maklum, sejak tahun 2013–2016, perusahaan itu selalu menanggung rugi bersih.
Memang, pencapaian laba Graha Layar Prima tahun 2017 masih di bawah perolehan tahun 2012. Enam tahun yang lalu, perusahaan ini mencatatkan laba Rp 115,38 miliar. Namun, laba tahun 2012 karena hasil restrukturisasi pinjaman jangka panjang yang senilai Rp 337 miliar.
Manajemen BLTZ belum bersedia menjelaskan lebih detil target pendapatan tahun 2018. "Kami enggak bisa menyebutkan berapa persen pertambahan pendapatannya. Tetapi bertambahnya layar bioskop, bisa menaikkan pendapatan," ujar Bernard Kent Sondakh Direktur Utama PT Graha Layar Prima saat ditemui KONTAN di Jakarta, Kamis (22/3).
Tahun ini, Graha Layar Prima menargetkan penambahan 16 unit bioskop baru. Target itu masih mungkin bertambah hingga 20 bioskop baru.
Graha Layar Prima akan lebih berfokus membidik lokasi di pusat perbelanjaan kecil atau di dalam supermarket. Pertimbangannya besaran nilai investasi bisa lebih irit.
Sebagai perbandingan, biaya investasi satu bioskop di pusat perbelanjaan besar mencapai Rp 40 miliar–Rp 50 miliar. Sementara penambahan satu bioskop di dalam supermarket hanya membutuhkan anggaran antara Rp 10 miliar–Rp 20 miliar.
Berdasarkan catatan KONTAN, sejak awal tahun 2017 Graha Layar Prima bekerjasama dengan PT Trans Retail Indonesia. Perusahaan ini menyewa tempat di Transmart untuk ekspansi bioskop.
Segmen non tiket
Sumber dana ekspansi bioskop Graha Layar Prima bersumber dari pinjaman bank asal Korea dengan nilai sekitar Rp 390 miliar. Dana itu adalah alokasi ekspansi hingga tahun 2020. Tak cuma untuk membangun bioskop, dana tersebut juga untuk merenovasi bioskop lama.
Sejauh ini, Graha Layar Prima telah memiliki 45 bioskop. Akhir Maret 2018, CGV akan membuka bioskop ke-46 di BG Junction, Surabaya Jawa Timur. Bioskop di BG Junction menjadi bioskop CGC Cinemas kedua di Surabaya.
Selain menambah jaringan bioskop, Graha Layar Prima akan mengejar pendapatan iklan dan melengkapi bioskop dengan fasilitas bernama Cinema Resto. Itu adalah upaya mereka memacu segmen pendapatan non tiket.
Mengacu pada kinerja pendapatan tahun lalu, Graha Layar Prima mengaku pendapatan tiket bioskop berkontribusi sekitar 50% terhadap total pendapatan. Separuh porsi lagi adalah pendapatan segmen iklan dan segmen food & beverage (F&B).
Manajemen Graha Layar Prima mengatakan, strategi mengembangkan segmen pendapatan non tiket jamak dilakukan bioskop. "Kontribusi terutama iklan besar sekali, kami mendapat iklan dari luar bahkan terkadang internal yaitu induk perusahan CGV juga membuat iklan yang masuk ke kami," jelas Bernard.
Selain strategi internal, bisnis Graha Layar Prima juga tergantung pada konten film dan waktu penayangan. Saat musim liburan sekolah, bioskop cenderung lebih ramai. Sementara saat Ramadan, bioskop CGV Cinemas hanya beroperasi pada malam hari. Bahkan, musim hujan mampu membikin jumlah penonton lebih sepi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News