kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GOTO Masih Rugi Meski Pendapatan Naik, Simak Prospek Kinerjanya ke Depan


Selasa, 29 Maret 2022 / 20:44 WIB
GOTO Masih Rugi Meski Pendapatan Naik, Simak Prospek Kinerjanya ke Depan
ILUSTRASI. GoTo, perusahaan hasil merger antara aplikasi ride hailing Gojek dan e-commerce Tokopedia.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus mengalami pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, dalam periode yang sama GOTO juga masih menderita kerugian dengan nilai yang jumbo.

Kendati masih merugi dalam jumlah besar, namun Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy memproyeksikan kinerja bisnis GOTO akan menarik. Di tengah proses digitalisasi dan pertumbuhan ekonomi digital yang berlangsung cepat, peluang  meningkatkan penetrasi di setiap lini bisnis GOTO masih terbuka lebar.

Selain itu, aktivitas keseharian masyarakat Indonesia juga semakin lekat dengan teknologi digital. Prospek ekosistem digital yang jumbo seperti GOTO terbilang cerah di tengah struktur penduduk Indonesia yang rata-rata usianya masih berada di sekitar 30-an tahun.

"Kerugian GOTO mungkin lebih baik dilihat secara tren, bukan hanya secara angka absolut. Karena terlihat bisnis utama dari GOTO menunjukkan pengurangan kerugian dari tahun ke tahun," ujar Paulus saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (29/3).

Sebagai informasi, dalam ringkasan laporan keuangan per 30 September 2021, GOTO membukukan pendapatan bersih senilai Rp 3,40 triliun. Meningkat 45,29% dibandingkan pendapatan bersih per September 2020 yang sebesar Rp 2,34 triliun.

Baca Juga: KPPU Putuskan Merger Gojek-Tokopedia Tidak Melanggar Persaingan Usaha

Dalam periode tahunan 2018-2020, pendapatan bersih GOTO sebenarnya juga terus mengalami kenaikan. Dari Rp 1,43 triliun pada 2018, naik menjadi Rp 2,30 triliun pada 2019. Kemudian meningkat lagi menjadi Rp 3,32 triliun pada 2020.

Sementara itu, dalam periode sembilan bulan pertama tahun 2021, rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk GOTO tercatat sebesar Rp 11,57 triliun, naik 11,03% dibanding rugi Rp 10,42 triliun per September 2020.

Dalam kurun tahun 2018-2020, GOTO masih mencatatkan kerugian di level double digit. Pada tahun 2018, GOTO membukukan rugi bersih sebesar Rp 11,24 triliun.

Rugi bersih GOTO melesat menjadi Rp 22,76 triliun pada 2019. Setahun kemudian, GOTO berhasil memangkas kerugian bersihnya menjadi Rp 14,20 triliun di akhir tahun 2020.

Merujuk laporan keuangan per Juli 2021, GOTO membukukan pendapatan bruto sebesar Rp 6,89 triliun. Meningkat 40,89% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Dalam laporan tersebut, pendapatan GOTO mayoritas berasal dari imbalan jasa senilai Rp 5,03 triliun atau berkontribusi sebanyak 73% terhadap total pendapatan bruto. 

Pendapatan GOTO lainnya bersumber dari jasa pengiriman sebesar Rp 892,60 miliar, imbalan iklan Rp 378,52 miliar, imbalan transaksi dan pembayaran sebanyak Rp 336,62 miliar, penjualan barang dagangan sebesar Rp 35,67 miliar, serta lain-lain yang mencapai Rp 221,01 miliar.

Pendapatan bruto yang diraih GOTO kemudian dikurangi dengan promosi kepada pelanggan, yang pada periode Juli 2021 tercatat sebesar Rp 4,38 triliun. Alhasil, GOTO membukukan pendapatan bersih Rp 2,51 triliun per Juli 2021, naik 54,93% dari realisasi Juli 2020 sebesar Rp 1,62 triliun.

Dari pendapatan bersih yang diraih GOTO tersebut, sebanyak 96% atau Rp 2,41 triliun berasal dari pihak ketiga. Sedangkan sisanya sebesar Rp 98,45 miliar didapat dari pihak berelasi.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan menyoroti segmen bisnis GOTO bersumber dari tiga lini utama. Yakni layanan on-demand (Gojek), marketplace (Tokopedia), dan financial technology (GoPay/GoTo Financials).

Melihat dari sumber pendapatannya, tingkat pengenaan komisi (take rate) dan pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) akan menjadi penentu kinerja GOTO. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×