Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berulang kali manajemen PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) mengatakan niatnya akan go public. Perusahaan ini juga memastikan akan melaksanakan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Alasannya, Go-Jek ingin sahamnya dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Meski demikian, pengelola Go-Jek menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melakukan aksi korporasi tersebut dengan tergesa-gesa. Sebab, Go-Jek memerlukan banyak persiapan terkait rencana IPO tersebut.
Perusahaan aplikasi berbagai layanan ini sudah melakukan pembicaraan dengan petinggi BEI terkait rencana go public. "Jadi masalah timing. Bursa juga sangat mendukung. Kami juga mengapresiasi langkah BEI," ungkap Andre Soelistyo, Presiden Go-Jek, Senin (5/3).
Otoritas Bursa sejatinya sudah banyak mempersiapkan berbagai hal terkait dengan listing perusahaan start up di bursa saham Indonesia. Yang menjadi kendala, menurut Andre, adalah terkait persiapan. Apalagi Go-Jek terbilang baru menjadi sebuah entitas. Pertimbangan matang sangat diperlukan, termasuk kepatuhan dalam pelaporan keuangan, dan sebagainya.
Selain itu, model bisnis juga harus dipersiapkan secara matang, sehingga saat IPO, saham Go-Jek menjadi pertimbangan para investor.
Menurut Andre, otoritas Bursa sudah mempersiapkan aturan terkait IPO perusahaan start up dengan baik. Arahnya juga sudah jelas bagi perusahaan start up. Hanya saja, sebagai perusahaan yang masih muda, banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum melepaskan saham ke publik.
Go-Jek termasuk perusahaan start up unicorn, yang memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar. Selain Go-Jek, unicorn Indonesia adalah Tokopedia, Traveloka, dan Bukapalak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News