Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) pada tahun ini terlihat lebih fokus ekspansi anorganik. Buktinya saja pada Maret lalu KAEF telah mengakuisisi PT Phapros Tbk (PEHA) dan rencana akhir tahun ini kembali membeli saham baru yang akan diterbitkan anak usahanya itu. Ditambah lagi KAEF juga berencana bakal akuisisi dua rumahsakit di Jakarta.
Sejumlah analis menilai bahwa langkah KAEF saat ini masih prospektif dan menarik. "Kimia Farma kuat dalam menjual obat-obatan dan alat kesehatan hal ini tercermin dalam laporan keuangannya di kuartal II 2019," kata Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama kepada Kontan.co.id, Minggu (1/9).
Nafan bilang saat ini KAEF memang sedang fokus dalam ekspansi anorganik dengan mengakuisisi Phapros yang memproduksi obat generik dan dua rumahsakit di Jakarta.
Baca Juga: Laba Kimia Farma (KAEF) di semester I 2019 tertekan beban bunga
Nafan melihat langkah KAEF untuk memperkuat produksi dan membangun mitra strategis terkait distribusi obat-obatan khususnya generik. Selain itu rencana akuisisi ini bisa memperkuat penjualan alat kesehatan ke rumahsakit.
Menurut Nafan ada sentimen positif yang menjadi angin segar bagi emiten ini, salah satunya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang semakin digalakkan pemerintah pada tahun depan. Adapun Kementerian Keuangan juga sudah mengumumkan akan menaikkan anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebesar Rp 48,8 triliun pada 2020 dari sebelumnya hanya Rp 26,7 triliun.
Kimia Farma sebagai emiten farmasi negara bisa mendapat peluang besar dalam memasok obat dalam program ini. Namun sentimen ini bukan berarti bisa membuat investor berada di atas angin.
Baca Juga: Aset dan liabilitas Kimia Farma (KAEF) melonjak, ini sebabnya
Tentunya ada beberapa hal yang harus dicermati yaitu bahan baku impor yang dapat menekan cash flow perusahaan apabila rupiah tertekan oleh dolar AS. Adapun kemampuan beli masyarakat yang bisa saja terpengaruh karena stabilitas ekonomi.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan ekspansi Kimia Farma dengan akuisisi sifatnya sementara. "Walaupun tidak langsung berdampak pada penjualan perusahaan di tahun ini, bukan berarti perolehan kinerjanya sekarang mencerminkan prospeknya ke depan," jelasnya.
William bilang langkah KAEF dalam mengakuisisi PEHA dan rumahsakit kan untuk memperkuat lini bisnis baik dalam produksi maupun distribusi. Walaupun labanya di semester ini tertekan karena bunga pinjaman bank, sejauh ini rencana ekspansinya masih prospektif.
Baca Juga: Selain Fonterra, Kalbe Farma juga gandeng Westland Milk untuk perkuat divisi nutrisi
Menurut Nafan, walaupun prospek bisnis dan fundamental KAEF masih menarik, sahamnya kurang likuid. Dalam satu minggu valuasi saham KAEF minus 4,67% dan dalam kurun waktu tiga bulan juga turun 8,38%. Nafan menyatakan walaupun pergerakannya seret, yang terpenting adalah masih ada pola wave yang menandakan masih ada transaksi yang berlangsung.
Nafan lebih menyarankan bagi investor yang belum punya sahamnya bisa mulai akumulasi beli karena price to earning ratio (PER) nya masih oke. Tapi lebih disarankan untuk investasi jangka panjang karena dalam setahun valuasi sahamnya masih tetap naik hingga 32,47%.
Investor yang punya sahamnya bisa hold dulu dan menjual di target harga berjangka yakni Rp 3.190, Rp 3.240 sampai dengan Rp 3.840.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News