Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) catatkan pertumbuhan penjualan di semester I 2019. Tapi ada beberapa catatan yang melekat pada kinerja di enam bulan pertama tahun ini karena jumlah aset dan liabilitasnya naik cukup tinggi.
Melansir laporan keuangan kuartal II 2019 yang dirilis Jumat (30/8), KAEF mencatatkan pertumbuhan penjualan 18,78% yoy dari sebelumnya Rp 3,80 triliun menjadi Rp 4,52 triliun di semester I 2019.
Baca Juga: Dorong ekspansi, Kimia Farma (KAEF) siap menggelar rights issue
Penjualan KAEF hingga akhir Juni didapat dari beberapa segmen bisnis obatnya. Pertama obat generik berkontribusi paling banyak dari penjualan neto KAEF yakni sebesar Rp 718,92 miliar. Diikuti oleh penjualan obat ethical sebesar Rp 506 miliar kemudian dari obat over the counter (OTC) sebesar Rp 381 miliar. Terakhir dari Pil KB, alat kesehatan, dan lainnya sebesar Rp 21,76 miliar. Adapun perolehan penjualan ini dikurangi potongan penjualan sebesar Rp 68,17 miliar.
Laba periode berjalan KAEF malah tertekan turun 65,7% dari sebelumnya Rp 175 miliar di semester I 2018 menjadi Rp 60,43 miliar. Penurunan laba ini terjadi karena kenaikan beban usaha sebesar 22,88% menjadi Rp 1,45 triliun dari sebelumnya Rp 1,18 triliun. Selain itu, KAEF juga mencatat lonjakan kenaikan beban selisih kurs hampir 42 kali lipat menjadi Rp 7,05 miliar.
Baca Juga: Setelah Phapros, Kimia Farma (KAEF) juga bakal lakukan rights issue
Pada neraca keuangan, KAEF mencatat kenaikan total aset naik sebesar 48,27% menjadi Rp 16,79 triliun dan liabilitas naik 24,04% menjadi Rp 8,9 triliun dibandingkan dengan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2018.
Aset tetap pun melonjak 166,53% menjadi Rp 8,83 triliun. "Hal ini merupakan dampak dari perubahan metode penilaian aset tetap tanah dari metode harga perolehan menjadi metode fair value," ungkap Ganti Winarno, Sekretaris Perusahaan KAEF dalam siaran pers, Jumat (30/8).
Selain itu terkait liabilitas, Ganti menjelaskan adanya peningkatan utang terhadap sejumlah bank sebesar Rp 2,11 triliun atau 75,85% menjadi Rp 4,89 triliun untuk kredit modal kerja khususnya mendanai kegiatan operasional entitas dan akuisisi PT Phapros Tbk (PEHA).
Baca Juga: Kimia Farma Tbk (KAEF) pertajam lini ekspor dan akuisisi
Selain aset dan liabilitas, KAEF juga mencatatkan peningkatan piutang pihak ketiga sampai 137,76% atau sebesar RP 1,04 triliun. Ganti menjelaskan hal ini disebabkan pola bisnis KAEF di mana pembayaran piutang dari customer akan dilakukan pada akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News