kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Genjot produksi, Saranacentral Bajatama (BAJA) optimistis raup laba di tahun 2020


Rabu, 15 Januari 2020 / 16:53 WIB
Genjot produksi, Saranacentral Bajatama (BAJA) optimistis raup laba di tahun 2020
ILUSTRASI. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja lembaran, PT Saranacentral Bajatama Tbk optimistis bisa membukukan laba bersih tahun ini setelah mencatatkan rugi bersih pada sembilan bulan pertama tahun lalu.

Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk, Handaja Susanto mengatakan bahwa perseroan terus berfokus pada perbaikan margin pada tahun ini. Caranya, perseroan akan meningkatkan utilisasi atau tingkat keterpakaian kapasitas produksi perseroan dengan memproduksi sebanyak 130.000 ton baja.

Asal tahu saja, saat ini perseroan memiliki kapasitas produksi sebesar 150.000 ton per tahun. Dengan kata lain, perseroan utilisasi perseroan pada tahun ini akan mencapai 86,66% pada tahun ini.

Baca Juga: Saranacentral Bajatama (BAJA) yakin pendapatan capai Rp 1,1 triliun hingga akhir 2019

“Kami akan memaksimalkan produksi kami, semakin tinggi produksi kami, semakin rendah biaya produksi per kilogramnya,” jelas Handaja kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Sebagai perbandingan, angka ini lebih tinggi 62,50% dibanding target penjualan perseroan di tahun 2019 yang sebesar 80.000 ton.

Namun demikian, perseroan optimistis sebanyak 130.000 ton baja yang diproduksi akan terserap sepenuhnya oleh pasar dengan adanya upaya-upaya perseroan untuk meningkatkan kinerja lini distribusi.

Terlebih, perseroan cukup yakin bahwa pemerintah akan lebih serius menyikapi defisit neraca perdagangan serta memberikan perlindungan terhadap industri dalam negeri, utamanya industri baja yang memang merupakan industri strategis, mengingat produk-produk baja yang dihasilkan digunakan dalam industri pertahanan, infrastruktur konstruksi, otomotif, dan sebagainya.

“Kami optimistis perlindungan terhadap industri strategis dalam koridor ‘same level of playing field’ melalui penerapan border inspection dan SNI akan berjalan baik tahun ini,” tambah Handaja.

Baca Juga: Dua saham emiten baja, BAJA dan ISSP masuk top gainers, mana yang menarik?

Selain memaksimalkan produksi, upaya perbaikan margin juga dilakukan dengan cara terus melakukan efisiensi dalam kegiatan produksi.

Menurut Handaja, upaya ini sudah mulai dilakukan oleh perseroan sejak tahun 2019 lalu dan akan menjadi pondasi bagi kinerja laba perseroan di tahun 2020.

Handaja mengatakan dampak dari upaya efisiensi tersebut sudah mulai terasa pada tahun 2019 lalu. Handaja yakin perseroan sudah bisa membukukan laba bersih di sepanjang tahun 2019 lalu.

Sebagai gambaran, emiten yang memiliki kode saham BAJA ini membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 11,91 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu.

Angka ini lebih rendah sekitar 80,27% dibanding rugi periode berjalan pada periode sama sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 60,41 miliar.

Sementara itu, pada sisi top line, perseroan mencatatkan penjualan sebanyak 52.000 ton baja dengan pendapatan usaha sebesar Rp 713,79 miliar, menyusut sekitar 23,22% dibanding pendapatan usaha pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 929,73 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×