Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar USD dihadapan poundsterling ambruk. Ini terjadi pasca pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen yang bernada dovish. Mengutip Bloomberg, Jumat (10/7) pairing GBP/USD yang naik 0,89% di level 1,5517 dibanding hari sebelumnya.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan bahwa rilis data neraca perdagangan Inggris Mei 2015 yang positif menjadi penunjang utama penguatan GBP/USD. Tercatat neraca perdagangan Inggris mengalami penyusutan defisit menjadi 8 miliar poundsterling dari sebelumnya defisit 9,4 miliar poundsterling.
Di sisi lain keadaan USD malah terinjak pernyataan dovish Yellen. Ia berharap beberapa hal akan terpenuhi sebelum akhir tahun 2015 untuk mulai mengerek suku bunga acuan. Setelah sebelumnya juga belum pulih akibat membengkaknya rilis data pengangguran mingguan.
Senin (13/7) Tonny menduga penguatan GBP/USD bisa berlanjut. Pasalnya, pernyataan Yellen akan berdampak cukup panjang. Apalagi jika pada pertemuan Minggu (12/7) Yunani dan Eropa berujung positif yakni Yunani mendapatkan dana talangan sebesar 53,5 miliar euro maka USD bisa semakin terpuruk.
“Bisa bergerak sebaliknya jika Eropa dan Yunani tidak sepakat maka GBP/USD akan tertekan akibat USD yang terdukung penguatan,” papar Tonny. Ini setelah pada Senin (13/7) mendatang kedua negara minim dukungan dari fundamental ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News