kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Gawat! Selama April 2021 ada empat perusahaan gagal bayar MTN tepat waktu


Sabtu, 08 Mei 2021 / 07:00 WIB
Gawat! Selama April 2021 ada empat perusahaan gagal bayar MTN tepat waktu


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan April 2021, perusahaan yang gagal membayar bunga dan pokok surat utang tepat waktu masih saja berjejer. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) ada empat perusahaan yang tercatat gagal bayar bunga dan pokok surat utang tepat waktu. 

Empat perusahaan tersebut bukan nama baru dan nampak selalu dalam jajaran perusahaan yang gagal membayar bunga tepat waktu. Empat perusahaan tersebut diantaranya, PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM), PT Crystal Cakrawala Indah, PT Rekapastika Asri dan PT Oligo Infrastruktur Indonesia. Empat perusahaan tersebut gagal bayar atas surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN). 

Baca Juga: Masih Banyak Gagal Bayar Bunga, Risiko MTN Masih Tinggi

Keempat perusahaan tersebut sampai saat ini belum ada pengumuman lebih lanjut atas rencana pembayaran bunga. Rincian surat utang yang gagal dibayar tepat waktu diantaranya sebagai berikut: 

1. MTN I Oligo Infrastruktur Indonesia Seri B
Gagal bayar bunga MTN tepat waktu bukan pertama kali bagi PT Oligo Infrastruktur Indonesia. Sejak tahun 2020, perusahaan infrastuktur ini selalu gagal bayar bunga MTN I Seri B. 

Kali ini, Oligo Infrastruktur Indonesia dalam keterbukaan informasi di KSEI menjelaskan, pembayaran bunga ke 5 yang seharusnya dilakukan pada tanggal 12 April 2021 ditunda. Rencana pembayaran bunga MTN I Oligo Infrastruktur Indonesia seri B tersebut harus ditunda dan belum dijelaskan kapan bunga ke 5 MTN akan dibayarkan. 

MTN I Oligo Infrastruktur Indonesia seri B ini memiliki nilai pokok Rp 100 miliar dan akan jatuh tempo pada 10 Januari 2023. MTN ini membayar bunga tetap 11% per tahun. MTN I Oligo Infrastruktur Indonesia seri B yang akan jatuh tempo pada 10 Desember 2022. 

Oligo Infrastruktur adalah perusahaan infrastuktur ini memiliki sejumlah proyek seperti pengolahan saham terintegrasi Rawa Kucing milik Pemerintah Kota Tangerang. 

Dalam situs perusahaan menjelaskan, nilai investasi proyek pengolahan sampah terintegrasi ini mencapai US$ 185 juta. Tak hanya itu, Oligo Infrastruktur juga memiliki beberapa proyek kerjasama dengan pemerintahan kota Tangerang.

Baca Juga: Ada gagal bayar bunga MTN, tren penerbitan MTN diprediksi akan menurun

2. MTN Rekapastika Asri I tahun 2019 seri A

Nama PT Rekapastika Asri juga termasuk deretan nama lama yang gagal bayar bunga tepat waktu. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate ini dalam keterbukaan informasi di KSEI mengaku belum memiliki kesediaan dana untuk membayar bunga ke 8 MTN I tahun 2019 Seri A. Seharusnya, pembayaran bunga MTN dilaksanakan pada tanggal 15 April 2021. 

Sebelumnya, Rekapastika Asri ini juga gagal membayar bunga ke 7 MTN tepat waktu pada Januari 2021. MTN Rekapastika Asri I tahun 2019 seri A bernilai pokok Rp 299,96 miliar. 

MTN Rekapastika Asri I tahun 2019 seri A ini akan jatuh tempo pada 15 April 2024 dan membayar bunga tetap 12,3% per tahun. Rekapastika Asri adalah perusahaan properti dan real estate ini memiliki sejumlah lahan di Bekasi. 

Baca Juga: Lagi, tiga perusahaan properti gagal bayar surat utang salah satunya BUMN

3. MTN Crystal Cakrawala Indah I Tahun 2019 seri A-M

PT Crystal Cakrawala Indah semestinya membayar bunga MTN tepat waktu pada 22 April 2021. Tapi perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate ini tidak bisa memenuhi pembayaran bunga 13 seri MTN dengan total nilai pokok Rp 650 miliar. MTN yang dirilis pada tahun 2019 ini masing-masing menawarkan bunga 12,3% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tiga bulan. 

Ini artinya Crystal Cakrawala Indah harus membayar bunga MTN setiap tiga bunga sebesar Rp 19,99 miliar. Crystal Cakrawala Indah merupakan perusahaan patungan antara PT Cakrawala Dekatama dan PT Dhirga Surya Sumatera Utara.

Dhirga Surya, sebelumnya bernama Perusahaan Daerah Perhotelan Provinsi Sumatera Utara, merupakan BUMN milik Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. Gagal bayar bunga tepat waktu sejatinya sudah terjadi sejak tahun lalu. Kali ini, MTN Crystal Cakrawala gagal bayar bunga ke 5 untuk seri M, bunga ke 6 untuk seri G sampai L dan bunga ke 7 untuk seri A - F. MTN ini akan jatuh tempo pada 22 April 2024. 

Baca Juga: Perusahaan Ini Melewatkan Jatuh Tempo Pembayaran Bunga 13 Seri MTN Sekaligus

4. MTN II Tridomain Performance Materials Tahun 2018. 

PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) ini seharusnya membayar pokok MTN II tahun 2018 pada tanggal 27 April 2021. Tapi rencana tersebut ditunda karena ketidaksediaan dana. 

Nilai pokok MTN II yang berusia tiga tahun ini bernilai pokok Rp 410 miliar. MTN ini membayar bunga 10,5% per tahun. Per 30 September 2010, kas dan setara kas Tridomain hanya sebesar US$ 2,08 juta. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.500 per dollar AS, jumlah kas tersebut setara dengan Rp 30,11 miliar. 

Selain MTN tersebut, pada bulan ini Tridomain masih memiliki MTN yang akan jatuh tempo yakni MTN Tridomain Performance Materials I Tahun 2017. MTN dalam denominasi dollar senilai US$ 20 juta. MTN dengan tenor 4 tahun ini membayar bunga 9% per tahun. 

Baca Juga: Lagi, tiga perusahaan properti gagal bayar surat utang salah satunya BUMN

Sebelum gagal bayar pokok, MTN Tridomain mendapat rating A- dari Pefindo. Tapi pada 26 April 2021, Pefindo memangkas rating Tridomain menjadi idCC. "Efek utang dengan peringkat idCCC pada saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan emiten yang lebih menguntungkan dapat memenuhi komitmen jangka panjang atas efek utang," jelas Salyadi Saputra, Direktur Utama Pefindo dalam rilis akhir bulan lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×