kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Gas alam diproyeksi menguat hingga pekan depan


Selasa, 18 Juli 2017 / 19:49 WIB
Gas alam diproyeksi menguat hingga pekan depan


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga gas alam masih berpeluang menguat hingga pekan depan. Cuaca panas yang ekstrem di Amerika dan cuaca dingin yang juga ekstrem di Eropa menjadi faktor penunjang kenaikan harga gas alam.

Mengutip Bloomberg, Selasa (18/7) pukul 16.10 WIB harga gas alam naik 0,66% ke level US$ 3,040 per mmbtu dibanding harga sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan harga terkoreksi sebanyak 0,23%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan, kenaikan harga gas alam ini tak lepas dari fundamental semua harga komoditas yang baik. Di sisi lain, menurutnya pelaku pasar sedang menunggu data cadangan gas alam yang akan dirilis Kamis (20/7) ini. "Kemungkinan datanya akan meningkat," kata Ibrahim.

Selain itu, secara fundamental, prospek kenaikan gas alam diawali oleh keputusan bank sentral Amerika yang belum menaikan suku bunga dalam waktu dekat. Dus, keraguan pasar akan kemampuan Presiden AS Donald Trump dalam mendorong refomasi kesehatan pun semakin besar.

"Divisi undang-undang kesehatan ditolak oleh Kongres, artinya pelaku pasar tidak percaya lagi terhadap pemerintahan Donald Trump, sehingga dollar mengalami pelemahan," papar Ibrahim.

Lebih lanjut, Ibrahim juga menilai, membaiknya data produk domestik bruto (PDB) China yang di luar estimasi pasar yang diperkirakan hanya tumbuh 6,8% ternyata terbang menjadi 6,9% pada kuartal dua 2017, juga turut menunjang penguatan harga gas alam.

Kemudian, untuk pasokan cadangan gas alam sendiri diproyeksikan akan mengalami penurunan dari 57 milliar kaki kubik ke 39 milliar kaki kubik. Sejalan dengan pasokan yang menipis, Ibrahim menilik bahwa permintaan akan gas alam di Amerika terus mengalami peningkatan yang tentu berdampak pada kenaikan harga gas alam.

Secara teknikal, Ibrahim melihat moving average (MA) terindikasi positif 10% di atas bollinger bawah. Sementara indikator moving average convergence divergence (MACD), relative strength index (RSI), dan stochastic berada di level 60.

Karena itu, besok Ibrahim memprediksi hampir seluruh harga komoditas menguat, termasuk gas alam yang akan berada di rentang US$ 3,015 - US$ 3,075 per mmbtu. Sedangkan untuk sepekan ke depan, Ibrahim meramal gas alam juga masih akan menguat di kisaran US$ 3,000 - US$ 3,120 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×